Skip to main content

Posts

Showing posts from 2008

Buah Tangan Untuk Bapak

Buah Tangan Untuk Bapak Waktu aku baca di Multiply bahwa acara talkshow di IPDN adalah talkshow terakhir Bang Andrea aku sempet bingung. Masalahnya harga tiket yang segitu bisa aku belikan 500gr madu untuk menjaga kesehatanku. Tapi aku ingin buku terakhir itu dibubuhi tanda tangan Bang Andrea sebagai buah tanganku untuk Bapak, Bapaku yang penggemar buku dan talkshow. Tiba-tiba temanku meng-sms. Isinya aku harus siap-siap untuk ke acara talkshow itu. Mia prepared everything from the book to the ticket for free. Sebenarnya Sabtu itu adalah hari aku harus berada di sekolah sebagai panitia UAS. Tapi aku teringat janjiku pada Bapak. Akhirnya aku memutuskan untuk pergi. Saat dalam perjalanan menuju IPDN, aku sudah memperingatkan diriku agar jangan menangis ketika mengenang Bapak. Sesampainya di lokasi dan bertemu Mia, kami langsung jalan kaki menuju gedung pertemuan itu. Saat kulihat bangku-bangku, aku teringat Bapak ketika menghadiri talkshow yang aku buat bersama teman-temanku di Mutha

Saat Di Motor Menuju Sekolah

Saat Di Motor Menuju Sekolah Hari-hari ini pikiranku sedang nge-hang. Banyak yang mampir di otak ketika aku sedang dibonceng saudaraku di motor hondanya. Salah satunya ini. Tak penting memang tapi terserahlah.... Panen Ubi Jadi tiba-tiba teringat masa kecil. Cerita ketika di SD. Sekolahku yang letaknya di belakang kantor desa dan dikelilingi sawah dan kebun itu adalah tempat bermain dan mencari makanan yang asyik. setiap panen ubi, dipastikan kita akan ikut mengais sisa-sisa panen si empunya kebun. Dan tentunya tanpa permisi. Ubi yang kita jarah kecil-kecil ukurannya. Sudah jelas tidak mengenyangkan. Anehnya kita selalu semangat menggali tanah untuk mencari ubi-ubi kecil itu. Sesudah berhasil menjarah ubi, kita pergi ke tempat yang umumnya kita namai WC tapi sebenarnya itu mata air. Kita cuci ubi-ubi kecil itu dan sejurus kemudian memakannya mentah-mentah. Saat itu ubi-ubi itu terasa enak tiada tara. Tapi kalau dipikir-pikir sekarang apa enaknya ubi-ubi mentah itu. Bagi kami ketik

Jalan-Jalan Lewat Buku

Jalan-Jalan Lewat Buku Akhir-akhir ini aku lagi gandrung baca buku tentang traveling. Kebetulan ultah kemarin aku diberi 2 buku tentang traveling oleh Arum, muridku. Ga pake ditunggu-tunggu lagi langsung aku baca bukunya. Keliling Eropa 6 Bulan Hanya 1.000 Dolar Buku pertama judulnya " Keliling Eropa 6 Bulan Hanya 1.000 Dolar " karya Marina Silvia K. Buku ini bukan hanya berisi tentang senangnya berpetualang tapi juga ada tips dan triks supaya bisa keliling dengan biaya yang minim. Pertamakali baca, wah ribet amat ya mau jalan-jalan aja. Tapi emang begitu, masalahnya sudah ini bukan jalan-jalan dengan biaya yang segaban . Jadi perlu banyak siasat untuk bisa bertahan. Tapi tetep urusan visa, itu yang bikin keder . Gile, susah amat dipercaya negara-negara kaya! Ah, di buku ini juga ada alasan mengapa anda harus traveling . Yang bikin aku terkejut sama diriku sendiri yaitu ternyata aku bisa nyambung dengan isi ceritanya. Aku ga begitu suka cerita ya

특별한 날 bag 2

특별한 날 bag 2 Ada sambungan dari tulisanku yang kemarin. Hari ini jadwal aku mengajar B. Korea. Nah, pas masuk kelas, .... jreg...anak-anak ko pada menghilang. Yang ada malah leha-leha di luar. Aku tunggu sampai mereka masuk. Di kelas aku sampaikan persiapan untuk ujian akhir bersama Hye Sun. Bahan-bahannya aku jelaskan. Selesai dengan penjelasan ujian, aku mengajak mereka main permainan baru. Namanya Gong Gong Chil Ppang alias 007. Saat aku sedang menjelaskan tiba-tiba anak-anak muncul dengan membawa kue ultahku. Wah...what a surprise. Masalahnya ini udah hari Rabu...udah lewat beberapa hari. Lalu kulihat Arum berlari ke luar dan kembali dengan membawa kotak kardus. OMG...dia membawakan aku sebuah kotak berisi buku2 (tau aja gurunya suka baca). To my surprise, dia bawa buku-buku yang aku incer, buku tentang traveling. Nomu kamdonghaeyo...mereka membuatku tersentuh. Emang sih biasanya yang merayakan ultahku itu kelas anak buahku (wali kelasnya aku). Tapi mereka masih tetap merayakan

특별한 날

특별한 날 I hardly had special days recently, but one of my newest friend had given me one. Ceritanya minggu kemarin tanggal 23 itu aku menginjak angka 31. Ah, akhirnya...say goodbye to 30 an say hello to 31. I am thankful for everything that I had in my 30 years of life. Nah, hari sabtu sebenarnya aku sudah punya janji dengan temen koreaku yang lain. Dia kebetulan mahasiswa kedokteran gigi Unpad dan lagi praktek. Jadilah aku pasiennya. Hari sabtu itu aku harus bersihin gigi. Tapi ternyata Hye Sun, teman koreaku yang baru itu, punya rencana lain untukku. Dia ingin membuatkan sebuah celebration untuk ultahku yang ke 31 ini. Beu, ultahnya dirayaiin di restoran korea yang di sukajadi. Hmm, ternyata rencana ketemu di BIP jam 1 gagal. Dokter yang harus menilai kerja Pyo pulang pergi mulu, jadi lama nunggu dia menilai kerjaannya Pyo. Btw, aku salut sama kerjaannya PYo. Bersish bo. Trus dia perhatian banget jadi akunya ga takut. Sebelumnya aku ngeri banget mau dibersihkan gigi oleh dia karena

Mulai baca lagi

Mulai baca lagi Kegiatan membaca bukuku nyambung lagi. Hehehehe senengnya. Masih ingat dengan orang Korea itu kan. Nah, ceritanya dia juga penggemar buku, jadi waktu aku ajak jalan-jalan ke gramedia, dia menawari aku untuk memilih buku yang aku inginkan. Hehehehe, ini sih kayak kejatuhan durian. Beberapa hari sebelumnya aku udah ngeceng beberapa buku. Seperti biasa, cukup ditulis dulu di HPku. Nah, ada satu buku yang tebel dan harganya agak ajib. Pas, dia nawari untuk membelikan aku buku, langsung aja aku pilih buku itu. Judulnya "THREE CUPS OF TEA". Kalo bagi adiku dan muridku yang hobi baca komik dan ogah baca buku tak bergambar, wuih buku ini mengerikan. Sebenarnya aku ga langsung baca buku itu karena biasa urusan murid. Adiku, Nia dia yang baca buku itu duluan. Dia bilang ini buku yang bagus. Setelah aku dapet hari libur, langsung tancap baca buku seharian. Aku ga nyangka isinya dalam sekali. Buku ini memceritakan tentang seorang pendaki gunung dari Amerika yang tadinya

Aku mesti ngomong apa?

Aku mesti ngomong apa? Beberapa minggu yang lalu, Oppa dari Korea dateng. Akhirnya setelah lots of delay. Dia datang langsung dari Kamboja lewat dulu ke Thailand baru ke Indonesia. Sesudah beribet dengan cari hotel dll, akhirnya dia dapet juga tempat untuk menginap selama dua hari karena katanya dia ga punya urusan bisnis di sini . Saat lagi ngobrol, tiba-tiba dia laporan kalo dia sempet dipalak di bandara. Dia diminta uang lebih. Trus dia bentak aja orang itu dan bilang "you corruption" (b.ing-nya lucu). Nah, merahlah kupingku. Aku musti ngomong apa untuk membela negaraku dihadapan orang korea ini. Aku bilang di korea juga ada kan? Nope, itu jawaban dia. Selesai dengan urusan malak-memalak, ada lagi urusan taksi tak berargo. Dia tekejut karena beberapa kali yang dia tumpangi tak pake argo. Sekali lagi dia bilang di Korea ga ada. Trus pas aku ajak naik angkot, dia heran sama banyaknya pengamen. hmmm...saat itu aku cuma bilang, kalo mau kasih, ya kasih aja. Dia bilang it

Incredible happiness

Incredible happiness Ceritanya hari Minggu setelah pengajian ahad. Aku, Nur plus Adjeng sekeluarga ngendon di sekolah. Maksud hati mau cari bahan buat modul tapi apa daya koneksi internet jelek sekali. Jadi akhirnya ga ngerjain apa-apa. Karena udah masuk waktu dzuhur, aku (setelah melakukan banyak hal yang ga penting) diingetin Nur kalo tadi aku bilang mau sholat. Nah, sholatlah diriku. Di sampingku ada Chemy (anaknya ibu Adjeng) tertidur dengan pulasnya. Begitu aku selesai sholat, kulirik Chemy sudah membuka matanya. Dia terbangun. Biasanya dia akan menangis. Tapi saat itu berbeda. Saat kusapa dia menjawab dengan tawa kecil. Wah, Chemy is completely friendly! Trus kita langsung ngobrol tentang matras yang dia pake. Dia tau kalo aku yang meletakan matras itu untuk alas dia tidur. Karena kulihat dia bangun dengan riang, maka kuajak dia membereskan matrasnya. Dia antusias untuk ikut melipat. Selanjutnya he's sticking with me. Kemana-mana cari aku. Yang hebatnya, dia mau aku sua

Hang Out

Hang Out Oke, minggu-minggu ini aku bener-bener ga konek. Kayaknya ga mood aja untuk melakukan sesuatu. I know, I need to take my adventure pill which is not available right now. What a pity! (Mama, balik lagi ke Bandung, please….T__T) Anyway, akhirnya aku putusin untuk keluar rumah atas ajakan muridku yang kini udah jadi mahasiswa, Uphi. Tadinya cuma janjian makan aja tapi karena dia datangnya telat, jadi aku mampir dulu ke Gramedia. Udah lama banget ga liat-liat buku. Wuih…aku kelamaan ga nengok Gramed ya, ternyata udah banyak buku baru. Dan hiks…aku baru bisa nyatet judul-judul bukunya doang. Mudah-mudahan bisa diwujudkan segera. Trus, akhirnya ketemu juga ma Uphi. Kita makan siang. Karena aku lagi bener-bener terinspirasi ama buku The Naked Traveler, jadinya aku heboh ngobrolin buku itu sama dia. Hehehehehe…ternyata dia udah ke beberapa negara Asia yang aku sebutin di buku itu, Filipina dan Thailand. Malahan dia udah nyoba makanan aneh yang jadi khasnya Filipina. Kal

Berziarah ke Makam Bapak

Berziarah ke Makam Bapak Bapak, aku bahagia akhirnya bisa mengunjungi Bapak. Makam Bapak terletak di daerah tinggi. Pamanku menyerah ketika kami ajak untuk ikut. Beliau sudah tak sanggup lagi untuk mendaki. Ibuku juga merasa tak yakin beliau bisa menaiki tanjakan itu. Diantar oleh keponakanku, kami dan bibi pergi ke makam Bapak. Melalui jalan yang menanjak dan cuaca yang panas, cukup membuat kami kelelahan. Tadinya kami berencana untuk pergi pagi hari tapi karena hujan turun semalaman, niat itu diurungkan karena jalan pasti sangat licin. Selama perjalanan kakaku mengambil gambar pemandangan desa kakeku dari puncak. Indah sekali. Ketika sampai di makam, kakaku mulai memimpin doa. Rasa sedih tak sanggup kami pendam. Air mata bercucuran di pipi kami. Tak terkecuali dua orang laki-laki di keluargaku. Kami sangat merindukannya. Pulangnya kami me

Oleh-oleh Mudik

Oleh-oleh Mudik Akhirnya keluargaku mudik juga ke Panjalu. Sebelumnya aku dan adik-adik perempuanku agak ngeri mendengar kata mudik karena setiap melihat berita, jalur selatan selalu macet. Mudik kali ini penuh dengan cerita dan oleh-oleh yang berharga. Biasanya kalau mudik, kita hanya silaturahmi, jalan-jalan dan diakhiri dengan makan bakso yang terkenal di kota Tasikmalaya. Tempatnya tidak akan aku sebutkan, terlalu iklan. Tapi sekarang sedikit berbeda. Mudik kali ini aku bisa tahu Situ Panjalu yang terkenal itu. Hanya lewat sih, tapi situ tersebut terlihat jelas. Selain itu juga kita sempat lewat ke Bumi Alit, tempat penyimpanan barang-barang pusaka. Nah, selain tahu tentang Situ Panjalu, aku juga mendapat pengetahuan baru. Dulu setiap Nia dan Arif sibuk berguru pada Ibu agar bisa menganyam ketupat, aku tak pernah tertarik untuk ikut belajar. Tapi kepenasaran Arif membuatku tertarik juga. Dia sempat pada belajar pada Ibu dan Nia ketika di Bandung tapi belum mengerti

Silaturahmi yang Meriah

Silaturahmi yang Meriah Silaturahmi sekarang aku melihat banyak anak kecil di rumah kakek. Ada beberapa anak sepupu dan anak bibi. Ini fotonya. Lucu-lucu dan tingkah lakunya beda-beda. Ada yang hobi nempel pada Abinya. Ada yang nangis terus. Aku bertemu beberapa saudara yang aku tidak kenal. Sekarang aku harus bisa beramah-tamah dengan mereka. Kunjungan ke rumah kakek kali ini, diisi dengan belajar ketupat, pergi ke Situ Panjalu, berkunjung ke rumah paman yang baru dan di akhiri dengan makan bakso. Rumah pamanku terletak di kota Tasikmalaya, tidak begitu jauh dari rumah kakek. Pulang dari rumah paman, mampir ke pom bensin. Ya, ampun itu antrian kendaraan yang kehausan banyak sekali. Lagi-lagi harus mengantri. Ada adegan lucu saat mengantri bensin. Terlihat seorang anak muda yang membawa jerigen untuk membeli bensin. Dia pikir dia akan dilayani. Kami pun sudah mengomel karena dia memotong

Mudik…mudik…mudik….

Mudik…mudik…mudik…. Tahun ini mudik terasa berbeda. Kami kehilangan satu orang anggota keluarga. Biasanya kedatangan kami ke desa adalah untuk bersilaturahmi dengan kakek nenek tapi sekarang justru karena beliaulah kita mudik. Bapak, ya, beliaulah yang menjadi tujuan utama kami selain bersilaturahmi dengan keluarga di kampung. Jadwal mudik kami adalah hari Sabtu minggu lalu. Sengaja pergi lebih akhir untuk menghindari macet. Rupanya bukan kami saja yang berpikiran seperti itu. Nah, akibatnya kami tetap kebagian macet di beberapa ruas jalan walaupun tidak sampai macet total seperti arus dari selatan ke Barat. Perjalan ke Panjalu ditempuh dalam waktu tiga jam. Biasanya hanya dua jam setengah. Badan terasa remuk terlipat di minibus. Belum lagi terlempar ke kanan dan ke kiri karena jalur ke selatan berliku-liku. Niat pulang hari Minggu sudah kami coret ketika kami melihat arus balik di hari Sabtu. Hari Senin dipilih dengan alasan semua pegawai pasti pulang hari M

Bagian Sejarah Hidupku Yang Hampir Terbuang…..

Bagian Sejarah Hidupku Yang Hampir Terbuang….. Sebelum libur lebaran, aku ingin posting dulu. Posting nya numpang di kantor kakaku dan oleh kakaku. Hari Minggu kemarin, Kakak dan adiku yang bungsu beres-beres belakang rumah. Mereka membuang semua barang-barang yang tak berguna. Salah satu barang yang hendak mereka buang adalah kumpulan surat . Saat aku melihat tumpukan surat itu, aku langsung mencegah mereka untuk membuangnya. Mengapa? Surat itu bagian dari masa laluku…… Eit, tunggu dulu. Surat-surat itu penting bukan karena surat itu adalah kumpulan surat cinta. Tapi surat itu adalah kumpulan surat dari teman-temanku di luar negeri dan kumpulan kartu lebaran dari teman kuliah dan SMAku. Sekarang sudah tak pernah aku mendapatkan kartu lebaran lagi. Sekarang SMS lebih nge- trend dipakai untuk mengirimkan ucapan Lebaran. Pernah mendengar kata IYS? Kepanjangan dari International Yout