Skip to main content

Posts

Showing posts from February, 2008

Yutnori

Yutnori Apa itu Yutnori ? Hmmm... pernah dengar yutnori (dibaca: yunnori)? kata ini bukan berasal dari bahasa Jawa tapi bahasa Korea. Yutnori adalah nama salah satu permainan tradisional Korea.  Permainan ini biasa dimainkan secara beregu ketika acara tahun baru Korea yang disebut juga 설날 (sollal) . Tahun baru biasanya menjadi ajang kumpul seluruh anggota keluarga. Selain makan Tteokguk , mereka biasanya memainkan Yutnori . Ini penampakan Yutnori , ada papan permainan dan dadunya. Yang unik, dadunya tidak bentuk kotak seperti kebanyakan dadu pada umumnya tapi berbentuk batangan. Hal lain yang membedakan dadu  yutnori  dari dadu pada umumnya adalah tidak ada bentuk titik-titik yang melambangkan angka. Yang ada itu tulisan  도  (Do),  개  (Gae),  걸  (Gul), dan  윷  (Mo) .   Eh, permainan ini pernah muncul disalah satu drama Korea yang dulu nge-hits banget dulu, Princess Hours. Kalau tidak salah di episode 7 ada adegan pasangan Shin dan Chae gyeong beradu dengan o

Great Love!

Great Love! Sebenarnya aku ga ada niat untuk pergi ke salah satu toko serba ada yang berada di dekat rumahku itu. Tapi adiku tiba-tiba minta turun di sana karena dia butuh untuk membeli bengkoang. Aku bingung untuk apa makan bengkoang malam-malam. Ternyata dia dapet tips dari salah satu tukang pijet yang sering ke rumah. Katanya untuk menyembuhkan maag adalah makan bengkoang dicampur kunyit dan madu. Ga tau bagaimana cara makannya. Kayaknya sih di parut lalu tapi tau ah. Saat tiba di sana dia langsung masuk ke dalam. Aku mengikuti dari belakang sambil mengeluarkan Hp dan dompetku karena mau menitipkan tasku. Waktu aku hendak melangkah ke tempat penitipan tas, aku berpapasan dengan seorang pria dan anak kecil. Lho...wajah itu kan familiar banget. Tadinya aku ga ada niat untuk balik menoleh lagi tapi aku penasaran. Aku dekati pria itu dan kusebutkan nama dia, "Ariza, kan?" ragu-ragu aku sebutkan namanya. "Eh," dia tersenyum.

The Girls of Riyadh

The Girls of Riyadh Minggu kemarin aku baru selesai baca buku The Girls of Riyadh dari Rajaa Al Sanea. Walaupun ceritanya ga beda dengan Princess yang menceritakan kehidupan putri Sultana tapi aku lebih suka buku yang ini. Mungkin di buku ini, cerita-cerita tentang kekayaan ga terlalu diobral. Menurutku di The Girls of Riyadh ini titik beratnya lebih ke masalah mereka. Cerita tentang kekayaan yang begitu menohok itu ga terlalu sering dibahas. Sejujurnya, waktu baca beberapa halaman awal, keherananku ga jauh beda dengan yang aku rasakan waktu baca Princess. Kayaknya aku juga jadi judgmental gitu. Lama kelamaan aku bisa mengerti juga “Why”nya. Waktu baca Princess, honestly aku ga bisa ngerti dengan pria-pria itu yang hobi menikahi anak-anak bau kencur yang baru mulai memasuki masa pubertas. Atau kenapa mereka hobi banget dengan yang namanya kawin dan “having fun”. Peringai buruk itu hanya aku bisa lihat di pria-pria yang berasal dari negara yang kaya minyak itu. Kayaknya mereka

Here came our trophy after such a long break

Here came our trophy after such a long break These past two weeks were really hectic. There was no other word beside practice and quiz questions. The preparation for the Quick and Smart made all of us lack of sleep. After such a long break for joining quick and Smart competition (say, it might take 3 years) we finally could take part again. This time of course we didn’t have Upi, Needa, Rifki or Jawa. They are all now university students. The awakening happened when we got the invitation to join the competition. Actually, I was hesitated since I hardly know their skill. My mistake, I know. I mean I should have urged the students to make such competition in school, so it will be easy to choose which kids should join the competition. Anyway, for the last two weeks we’d been practicing really hard. I was quite upset because I didn’t reinstall the Encarta encyclopedia in my computer. It has good quiz questions for practicing. Honestly, I used the questions which were used in 2004 fo

Music Can Give You Happiness

Music Can Give You Happiness " Senangnya hatiku hilang rasa sumpek, semua karena angklung oh angklung" (Nadanya sama dengan jingle iklan obat penurun panas bwat anak2) Aku seneng banget hari ini. Seperti lirik lagu tadi alasannya karena angklung. Hari ini secara resmi aku masuk kelas angklung bareng anak2. Aku dan Nur jadi murid baru. Murid tertua lebih tepatnya hanya karena tinggi badan yang kurang memadai maka terlihat seperti teman mereka . Hari pertama kita belajar memegang angklung lebih dari satu dan cara membunyikannya biar suaranya maksimal. Aduh hampir lupa, guru kita adalah Pak Rachmat tapi aku dan Nur panggil dia Mama atau Bapa aja. Back to the story. Ternyata lumayan sulit pegang 2 angklung sekaligus taihen na. Trus dilanjutkan dengan belajar memainkan lagu sederhana. Lagunya Salawat Badar. Kata Mama kita mulai dengan tempo yang lambat aja ya. Tempo lambat aja udah ribet kebalik2. Wah, ... bener-bener perjuangan teman-teman. Tapi kita semangat ko...pantang me