Skip to main content

Posts

Seoul Plaza Korea

Jalan-Jalan Gratis di Korea - Seoul Plaza Korea Ada yang berencana untuk pergi jalan-jalan ke Korea dengan bujet yang pas-pasan? Kira-kira tempat apa saja yang bisa dikunjungi tanpa harus mengeluarkan banyak uang untuk membeli tiket alias gratis? atau yang murah? Bagi kamu yang pergi  traveling dengan tight budget , jangan khawatir, kamu masih bisa menikmati liburan di Korea dengan bekal yang tak terlalu banyak. Seoul Plaza Jika kamu berkunjung ke kota Seoul, ada beberapa tempat wisata yang kamu bisa kunjungi tanpa harus mengeluarkan uang. Cukup siapkan kekuatan kaki untuk berjalan. Salah satu tempat itu bernama Seoul Plaza atau Seoul Square . Seoul Plaza terletak di pusat kota, tepatnya di depan City Hall atau Balai Kota. Di sini, orang biasanya berkumpul menikmati hari. Di musim-musim yang ramah seperti musim semi, orang-orang biasanya akan berkumpul di sini untuk sekedar berkumpul atau bercengkrama.   Di saat musim panas, tempat ini biasanya dipenuh
Recent posts

Mahal Mana, Bungeoppang atau Taiyaki?

Mahal Mana, Bungeoppang atau Taiyaki ? Kira-kira ada tidak perbedaan antara Bungeoppang dan Taiyaki? Hmm…kalau secara rasa keduanya sama. Bentuknya juga sama. Mungkin yang agak sedikit beda itu harganya kalau dibandingkan ke dalam Rupiah. Nyoba Bungeoppang dan Taiyaki Ceritanya selama jalan-jalan di Korea, aku sudah nyoba beli Bungeoppang 3 ~ 4 kali di tempat yang berbeda -beda . Hasilnya, semuanya sama, tidak dijual dalam satuan. Bungeoppang tidak dijual satuan . Misalnya, dulu sempat beli 2000 Won. Penjualnya memberi aku sekitar 5 ~ 6 buah dengan ukuran kecil, tapi tidak terlalu mini. Sementara ketika di Jepang, aku mencoba beli Taiyaki di daerah Kyoto, Taiyakinya dijual dalam satuan dan harganya muahal sih dibanding Bungeoppang yang aku beli di Korea. Kalau aku tidak salah ingatan, adiku (he..he..he.. yang bayar adiku) harganya sekitar 160 Yen per satu Taiyaki. Untuk memastikan harga terbaru, karena aku pergi ke korea terakhir tahun 2015, aku cek di si Mbah Google

A Momentous Journey

Another momentous adventure Last week our school had group observation. We visited several places. The one that can hardly be forgotten is the visit to Baduy. It was beyond words. Speechless…they are too many words till I don’t know where to begin. Okay, … how about our first landing. To get to Cicakal Buleud where the outer Baduy lives you have to go to a small town named Ciboleger. The trip to Ciboleger is like riding a rollercoaster. The road is winding and steep. If you are not an expert driver, hehehehe just beware. Some kids could not stand the shaking so, they vomited. Once you arrived in Ciboleger, it means you are ready with the long and energy taking walking because the road you are about to face are so unbelievable for us who used to living in city. It is full with ups a

Historical Visit

Historical Visit Besides visiting Baduy. We also visited the old Banten. Banten used to be the most popular kingdom. It is known till England. Once their representative visited England and they were welcomed exaggeratedly. Banten is famous because it had an international port for trading. People from many countries visited it. Unfortunately there’s disagreement between the father—Sultan Ageng Tirtayasa—and the son—Sultan Haji who collaborated with the Dutch—which lead to the destruction of the palace and the vanquishing the offspring of the royal family. They now spread everywhere. The remnant was unknown back then till recently on the initiative of one person there the digging was conducted. During the old regime, Old Banten was stated to be dead site. So, not like Borobudur temple, the Old Banten remained infamous. The reconstruction was done very slowly. You can see in my pictures there. Instead now, the site is famous for the people who believe in magic tricks. They wh

Dora The Explorer Dan Oreo Termahal

Dora the Explorer Dan Oreo Termahal Badan pegal – pegal karena terpenjara selama lebih dari lima jam. Ditambah lagi harus berhimpitan di kerumunan manusia saat festival. Begitu masuk ke dalam  subway , yang pertama kali ingin kulakukan adalah tidur. Ah leganya ketika kulihat ada kursi kosong yang bisa kududuki. Enaknya bisa selonjoran untuk mehilangkan rasa pegal di kaki. Rupanya ketika aku tertidur, muridku iseng mengambil foto diriku yang sedang tertidur. Refleks aku terbangun. Begitu tersadar, tiba – tiba muncul seorang anak kecil bersama ibunya. Mereka berdiri tepat di hadapanku. Harusnya aku beri kursi itu pada mereka tapi ada sedikit kebingungan soal memberi tempat duduk di Korea atau di Jepang. Terkadang para orang tua menolak tawaran tersebut. Terlebih lagi jika kita menawarkan kursi itu pada orang yang masih muda. Salah satu alasan yang kutahu adalah mereka tak ingin terlihat seperti orang tua. Maka, tak heran jika beberapa orang tua pun terkadang menolak diberi kurs

Celoteh Tiga Bujang Cilik

Celoteh Tiga Bujang Cilik Hari itu sepulang bertemu dengan teman baikku, Mia, aku naik angkot. Di depanku duduk tiga orang bujang cilik yang sedang asyik mengobrol. Mereka bertiga berseragam putih merah. Bujang yang duduk paling pinggir dan paling dekat ke arahku duduk berkulit sawo matang dengan mata bulat dihiasi dengan bulu mata yang lentik. Wajahnya lonjong dan siapa yang memandang pasti terpikat oleh ketampanannya. Bujang yang duduk di tengah, memegang sebuah bola plastik. Matanya agak sipit, kulitnya lebih putih dari bujang yang tadi. Yang terakhir bujang yang duduk di ujung, dia memakai jaket warna merah. Kulitnya tak seputih bujang yang duduk di tengah tapi tak juga segelap bujang manis yang duduk di sebelah kanan. Saat aku masuk mereka sedang membahas topik seputar kapal terbang. “ Kalo  ke Garut naik pesawat, cuma sedetik  aja .” “ Kalo ke Garut naik pesawat, cuma sedetik aja .” Ujar bujang yang duduk di tengah dengan penuh keyakinan. Bujang yang berjaket merah tak set

Ucapan Terima Kasih

Ucapan Terima Kasih Ini adalah ucapan terima kasih yang tak sempat diikutsertakan dalam bukuku....T__T. “Merantaulah, kau akan dapatkan pengganti kerabat dan kawan” (Syair Imam Syafi’i) Impianku Membuat sebuah buku tentang jalan-jalan sudah lama menjadi mimpiku. Keinginan itu timbul setelah aku membaca beberapa buku tentang pertualangan di luar negeri. Buku-buku tentang backpacking telah mencuri perhatianku. Tapi bagaimana bisa, aku belum pernah berjalan-jalan ke luar negeri. Maka timbulah ide untuk berbackpacking ke Korea Selatan karena kulihat belum banyak penulis yang bercerita tentang perjalanan backpacking ke negeri ginseng tersebut. Sejujurnya setelah berjalan-jalan, hal pertama yang muncul dibenakku bukan keinginan untuk membukukan riwayat traveling ku, justru keinginan untuk berbackpacking lagilah yang kerap mengganggu malam-malamku. Aku jadi ketagihan. Adalah Kang Yaya yang meluruskan niatan awalku. Saat bertemu dengan Beliau di Seoul, Kang Yaya menyarankan