Skip to main content

Great Love!

Great Love!


Sebenarnya aku ga ada niat untuk pergi ke salah satu toko serba ada yang berada di dekat rumahku itu. Tapi adiku tiba-tiba minta turun di sana karena dia butuh untuk membeli bengkoang. Aku bingung untuk apa makan bengkoang malam-malam. Ternyata dia dapet tips dari salah satu tukang pijet yang sering ke rumah. Katanya untuk menyembuhkan maag adalah makan bengkoang dicampur kunyit dan madu. Ga tau bagaimana cara makannya. Kayaknya sih di parut lalu tapi tau ah. Saat tiba di sana dia langsung masuk ke dalam. Aku mengikuti dari belakang sambil mengeluarkan Hp dan dompetku karena mau menitipkan tasku. Waktu aku hendak melangkah ke tempat penitipan tas, aku berpapasan dengan seorang pria dan anak kecil. Lho...wajah itu kan familiar banget. Tadinya aku ga ada niat untuk balik menoleh lagi tapi aku penasaran. Aku dekati pria itu dan kusebutkan nama dia,
"Ariza, kan?" ragu-ragu aku sebutkan namanya.
"Eh," dia tersenyum. Wah ternyata dia masih kenal diriku. Aku penasaran siapa istrinya. Begitu kulihat wanita yang mengikutinya aku kaget. Sumpeh lu....gile...banget! Wanita itu ternyata temen deketku. Tak lain dan tak bukan temen sebangku waktu es-em-pe, Triani.
Kenapa aku kaget setengah mati karena aku ga nyangka aja mereka akhirnya menikah. Mereka itu pacaran dari es-em-pe. Trus lanjut lagi ke es-em-a tapi putus nyambung-putus nyambung gitu kata dia. Dan trus lagi sampe kuliah di tempat yang sama dan kerja di tempat yang sama pula. Ampun! Ga bosen apa mereka? Katanya justru karena mereka nyadar mereka keseringan bareng akhirnya mereka memutuskan menikah. Hasilnya seorang anak laki-laki yang aktif banget bernama Raka. Umurnya baru 5 tahun dan sekolah di taman kanak-kanak.
Seperti yang sudah kuduga, pertanyaan mereka berdua ga akan jauh dari soal statusku. Detail pertanyaan tak perlu dijelaskan karena terlalu sering ditanyakan. Reaksi dan komentar mereka sama seperti orang-orang lain yang "peduli" sekali dengan kehidupan personalku. Aku cukup nyengir aja. Ketika Ariza tanya padaku apa aku ga cemburu lihat anak kecil itu. Aku jawab dengan humor aku ga cemburu sama sekali. Well, I know seeing the kids is not only about cute and adorable. There's responsible in it. Dan anehnya aku memang beneran ga cemburu dengan keadaan mereka. Aku sih seneng aja melihat mereka akhirnya jadi juga menikah. What a love! If I may say. Dari cinta monyet jadi beneran. Kerenlah!
Aku melihat hidupku dan hidup dia. Aku sadar ada beberapa yang aku ga punya dan dia juga sebaliknya. So, what's the use of being jealous, Dude? My life so far is quite colorful. I have experienced many valuable things in life. Soal mengapa sampai sekarang aku belum juga menikah, well, I believe it's about time. Memang sih, beberapa orang melihatnya aku ga punya niat sama sekali untuk nikah. Well, aku bisa pahami mengapa mereka berpikir seperti itu. Mungkin aku terlihat terlalu santai, terlalu memilih dan apalah itu. Aku pikir aku memang harus memilih. Seperti juga kamu membeli barang, kamu harus memilih supaya tidak kecewa. Apalagi ini urusannnya bukan suka atau tidak suka dan kalau tidak suka aku buang. Menurutku ini urusannya sampai hereafter. It's about someone who is responsible to guide you and your future family too.
Wah, kejauhan aku ngomong nih. Intinya, I am not jealous of my friend and about those people who "Care" so much about my personal life, well, just let them be. Cape kalau kita ngikuti kemauan mereka itu. Pertanyaan mereka akan terus berlanjut. List-nya nih...."Kapan nikah?" sudah nikah ntar ada "Kapan punya anak?" ntar sudah punya anak "Kapan nambah anak perempuan laki-laki?" and so on and so on. So....Phew! I gave up listening to them. JUST SMILE.....^____^

Comments

Popular posts from this blog

프라이팬 놀이/Frying Pan Game/BTS

Playing Frying Pan Game/BTS We played a new game called Frying pan game (프라이팬 놀이) with our Korean guests in our Korean Class. It was fun. It’s like catching the mouse game. We learn the Korean numbers in the same time.  Say, if your friend mentions your name and the number, you have to mention your name according to the number he/she mentions previously.  For example, if your friend says "Dana dul (2)", so you have to say your name twice, "Dana...Dana" and so on and so on. If you make a mistake, well, you get the punishment. The type of the punishment depends on the agreement of the players. They are many types, trust me. Just choose one.  This game was played on one of the TV programs in Korea hosted by Kang Ho Dong (강 호 동), Hye Ryong said. 재미 있네요. 우리 애들이 놀이를 좋아해요.  But hey! BTS too played this game on one of their TV shows.  You can check out the video  here  So far, we have learned many Korean games. Mostly we got from Korean T

Bungeoppang a.k.a Taiyaki

Bungeoppang a.k.a Taiyaki “ What did Archimedes say? “Eureka”. I would like to borrow his word for my little success although I didn’t invent anything. ”     Aku udah bingung banget cari resep Bungeoppang , kue isi pasta kacang merah berbentuk ikan. Coba beberapa resep tetep tak sukses. Lalu aku tengok resep sodara tuanya Bungeoppang , Taiyaki . Ceritanya dulu orang Jepang yang memperkenalkan Taiyaki ke Korea saat jaman pendudukan mereka dulu. Nah, kalo orang Korea bilang Bungeoppang itu sama a ja  dengan Taiyaki . Untuk sejarah   Taiyaki dan Bungeoppang bisa dicari di Wikipedia . Infonya lengkap.   Back to my story Nah, setelah tidak berhasil dengan resep sebelumnya (kegagalan dijamin ada dipihak pembuat kuenya bukan di pembuat resep ^^;) aku kemarin iseng dan penasaran cari resep Bungeoppang dalam bahasa Korea tapi ga dapet. Ada sih satu tapi ga detail dan aku ga ngerti. Trus aku cari resep sodara tuanya aja, Taiyaki. I am lucky. Aku dapet beberapa resep Taiyaki. S

Dora The Explorer Dan Oreo Termahal

Dora the Explorer Dan Oreo Termahal Badan pegal – pegal karena terpenjara selama lebih dari lima jam. Ditambah lagi harus berhimpitan di kerumunan manusia saat festival. Begitu masuk ke dalam  subway , yang pertama kali ingin kulakukan adalah tidur. Ah leganya ketika kulihat ada kursi kosong yang bisa kududuki. Enaknya bisa selonjoran untuk mehilangkan rasa pegal di kaki. Rupanya ketika aku tertidur, muridku iseng mengambil foto diriku yang sedang tertidur. Refleks aku terbangun. Begitu tersadar, tiba – tiba muncul seorang anak kecil bersama ibunya. Mereka berdiri tepat di hadapanku. Harusnya aku beri kursi itu pada mereka tapi ada sedikit kebingungan soal memberi tempat duduk di Korea atau di Jepang. Terkadang para orang tua menolak tawaran tersebut. Terlebih lagi jika kita menawarkan kursi itu pada orang yang masih muda. Salah satu alasan yang kutahu adalah mereka tak ingin terlihat seperti orang tua. Maka, tak heran jika beberapa orang tua pun terkadang menolak diberi kurs