Skip to main content

The Girls of Riyadh

The Girls of Riyadh

Minggu kemarin aku baru selesai baca buku The Girls of Riyadh dari Rajaa Al Sanea. Walaupun ceritanya ga beda dengan Princess yang menceritakan kehidupan putri Sultana tapi aku lebih suka buku yang ini. Mungkin di buku ini, cerita-cerita tentang kekayaan ga terlalu diobral. Menurutku di The Girls of Riyadh ini titik beratnya lebih ke masalah mereka. Cerita tentang kekayaan yang begitu menohok itu ga terlalu sering dibahas. Sejujurnya, waktu baca beberapa halaman awal, keherananku ga jauh beda dengan yang aku rasakan waktu baca Princess. Kayaknya aku juga jadi judgmental gitu. Lama kelamaan aku bisa mengerti juga “Why”nya.
Waktu baca Princess, honestly aku ga bisa ngerti dengan pria-pria itu yang hobi menikahi anak-anak bau kencur yang baru mulai memasuki masa pubertas. Atau kenapa mereka hobi banget dengan yang namanya kawin dan “having fun”. Peringai buruk itu hanya aku bisa lihat di pria-pria yang berasal dari negara yang kaya minyak itu. Kayaknya mereka minus banget bagiku. Tapi waktu baca The Girls of Riyadh, aku melihat permasalahan yang kayaknya di kita juga banyak. Masalah seperti perjodohan seperti Siti Nurbaya, Perjodohan antar keluarga kaya, masalah keturunan, masalah mazhab atau aliran yang berbeda walaupun satu agama, wanita yang terlalu cinta sama kekasihnya sampai rela memberikan segalanya lalu ditinggalkan sesudahnya, penyiksaan dan pelecehan terhadap perempuan, dll kayaknya di kita juga banyak kita lihat deh. Trus untuk urusan pria-pria hobi anak-anak ABG, di kita juga banyak kali. Buktinya beberapa hari yang lalu aku nonton acara di Transtv tentang anak-anak ABG yang jadi wanita penghibur. Rata-rata pemesannya adalah bapak-bapak bangkotan yang ga inget kalo dia juga punya anak perempuan di rumah (Dude, what were you thinking? Don’t you feel like sleeping with your own daughter????????????), urusan pria-pria yang hobi kawin tanpa alasan yang jelas juga ada di kita. Ga kalah seru, di kita juga ada juga para orang tua yang menjual anaknya. Jadi, it’s not about race or wealth. It’s more about attitude and habit.
Aku bisa mengerti mengapa aku begitu judgmental terhadap pria gurun pasir itu. Itu semua karena aku berpikir, “Oh, gosh! Isn’t that the place where Allah sent His prophets? Isn’t that the place where the holy Ka’bah is located? “Don’t they know the language of the holy Qur’an?”. Semuanya karena alasan agama. Aku beranggapan mereka pastinya lebih tahu tentang peraturannya tapi hobi sekali melanggarnya. Tuh, benerkan aku begitu judgmental. I have no authority to judge them. Who the heck am I? Satu lagi, karena peraturan mereka yang beda dengan kita, memang kaum perempuan di sana belum seberuntung kita yang bisa mengatakan tidak, kalo tidak suka atau tidak mau. Plus adat-istiadat yang beda dengan di kita (ga brani ah bilang ketat atau mengikat, takut salah dan so tau) yang kebetulan belum memungkinkan bagi para perempuannya utuk bisa menikmati kehidupan seperti di kita.
Aku menikmati quotation yang ditulis di buku ini. Makanya aku mau membaginya di sini. Ah, ada judul dari salah satu bab yang aku suka. “Kesabaran yang kokoh berbuah jodoh”. Boleh dibilang ini judul menohok sekali bagiku. Kata anak-anak sih, “Gue banget.”^^
Di buku ini ada tokoh yang bernama Lumeis. Dia menuliskan larangan untuk dirinya agar dia tidak mengalami nasib menyedihkan seperti ketiga temannya.
Daftar “Tidak akan” Lumeis
· Tidak akan mengizinkan dirinya memulai cinta sebelum merasakan dan memastikan laki-laki pilihannya juga mencintainya.
· Tidak akan menaruh harapan dan menggantungkan cinta sepenuhnya kepada seorang laki-laki sebelum dia mengajukan lamaran secara resmi.
· Tidak akan bermanis kata kepada laki-laki dan tidak akan menceritakan dirinya seutuhnya. Itu semua bisa dilakukan dengan mempertahankan sekuat tenaga untuk tidak terbawa oleh perasaan kewanitaan yang sering memberikan dorongan untuk menyerahkan diri kepada laki-laki.
· Tidak akan menjadi seperti Shedim, Qamrah, atau Michelle!
· Tidak akan menjadi pihak pertama yang memulai hubungan dan komunikasi.
· Tidak akan menanggapi pancingan percakapan yang tidak perlu dari laki-laki.
· Tidak akan mendikte kaum laki-laki yang mencintainya untuk berubah demi menyesuaikan diri dengan seleranya. Kelebihan dan kekurangan masing-masing pasangan harus menjadi sesuatu yang alami dan mempererat hubungan.
· Tidak akan membiarkan hak-hak wanita diremehkan. Tidak akan membiarkan laki-laki membiasakan diri dengan kesalahan yang merendahkan martabat wanita.
· Tidak akan menyatakan cinta sebelum dia terlebih dahulu menyatakannya. (???????? Why?????????)
· Tidak akan mengubah diri demi memuaskan kehendak dan kemauannya.
· Tidak akan menganggap remeh segla yang berpotensi mengakibatkan bahaya!
· Tidak akan membiarkan diri berlarut-larut dalam ketidakpastian. Maksimal tiga bulan waktu toleransi bagi laki-laki untuk menyatakan cintanya. Bila dalam waktu tiga bulan waktu dia tidak memberi kepastian status hubungan mereka berdua, pihak perempuan harus mengambil langkah tegas.

Quotes:
“Pelita laki-laki adalah nurani. Sedang bagi perempuan harapan adalah bintang gemintang. Pelita memberi arah terang bagi jalan, sedangkan harapan memberi jalan keselamatan” (Victor hugo)
“Jangan kau bangunkan perempuan yang sedang dilanda cinta. Biarkan dia larut dalam mimpi manis agar tak menangis saat menghadapi fakta yang ternyata pahit” (mark Twain)
“Tidak ada keadaan yang lebih sulit dari kehidupan gamang seorang perempuan di antara laki-laki yang mencintainya dan laki-laki lain yang mencintainya.” (Khalil Gibran)
“Sangat mudah untuk bagi semua orang untuk marah. Tetapi sulit untuk marah dengan tepat, di waktu yang tepat, dan dengan alasan yang tepat terhadap seseorang yang dicintai.” (Aristoteles)
“Kebahagian manuasia bermula dari hati wanita.” (Khalil Gibran)
“Perempuan seperti kantung teh yang tidak bisa diketahui kekuatannya kecuali setelah dicelupkan ke dalam air panas.” (E. Roosevelt)
“Selama masih hidup di tengah karunia Allah, selama Anda masih bernaung di belantara milik Allah, hanya dua hal yang harus Anda kerjakan: tenteramkan akal jiwamu dan terbanglah bebas di udara.” (Khalil Gibran)
“Cukup bagi perempuan seorang laki-laki yang mengerti. Tetapi beratus perempuan tidak cukup bagi seorang laki-laki hingga dia banr-benar memahami salah satu dari mereka.” (George Bernard Shaw)
“Bila wanita telah menanam asmara, cinta menjelma menjadi agama.” (Thaghur)
“Ketika cinta di hati seorang wanita membeku, tak sebuah tempat pun di dunia mampu menghangatkannya.” (Nelson)
“Perempuan selalu mempunyai kecenderungan untuk mudah terjebak dalam kekerasan. Dan kami para lelaki selalu berusaha untuk membebaskan mereka. tetapi mereka selalu menolak usaha itu, kecuali mereka diizinkan mengabdi kepada kami, atau kami yang berinisiatif menobatkan diri menjadi tuan bagi mereka.” (Oscar W) (Hmmmmmm.....mikir nih)
“Hanya mereka yang berani mengambil resiko yang bisa mengukur sejauh mana mereka mampu mencapai hasil.” (TS. Elliot)
“Tidak mudah menemukan kebahagiaan dalam diri kita sendiri, tetapi mustahil bila kita berusaha menemukan di luar diri kita.” (A. Robler)
“Tidak ada halangan bagimu untuk melakukan hal yang dianggap salah oleh orang lain. Apa yang benar bagimu sesekali merupakan kesalahan di mata orang lain.” (Elena Kadee)
“Seorang laki-laki berkata, “Yang diinginkan laki-laki dari seorang perempuan adalah agar perempuan itu selalu selalu memahaminya.” Perempuan itu lantas berteriak di muka sang lelaki, “Kebutuhan perempuan dari seorang laki-laki adalah untuk dicintai.” (Socrates)
“Ketika perempuan berputus asa, hatinya seperti dau pintu. Setiap orang bisa menggerakkannya sesuka hati ke kanan dan ke kiri.” (Anis Manshur)
“Laki-laki selalu merasa sempurna bila mampu menundukkan perempuan dan membuatnya menyerahkan diri seutuhnya. Tetapi perempuan selalu merasa tidak sempurna sebelum memberikan yang terbaik kepada laki-laki.” (Anuriyah)
“Hidup bisa penuh warna atau tidak berwarna sama sekali.” (Helen Keller)

Comments

Popular posts from this blog

프라이팬 놀이/Frying Pan Game/BTS

Playing Frying Pan Game/BTS We played a new game called Frying pan game (프라이팬 놀이) with our Korean guests in our Korean Class. It was fun. It’s like catching the mouse game. We learn the Korean numbers in the same time.  Say, if your friend mentions your name and the number, you have to mention your name according to the number he/she mentions previously.  For example, if your friend says "Dana dul (2)", so you have to say your name twice, "Dana...Dana" and so on and so on. If you make a mistake, well, you get the punishment. The type of the punishment depends on the agreement of the players. They are many types, trust me. Just choose one.  This game was played on one of the TV programs in Korea hosted by Kang Ho Dong (강 호 동), Hye Ryong said. 재미 있네요. 우리 애들이 놀이를 좋아해요.  But hey! BTS too played this game on one of their TV shows.  You can check out the video  here  So far, we have learned many Korean games. Mostly we got from Korean T

Bungeoppang a.k.a Taiyaki

Bungeoppang a.k.a Taiyaki “ What did Archimedes say? “Eureka”. I would like to borrow his word for my little success although I didn’t invent anything. ”     Aku udah bingung banget cari resep Bungeoppang , kue isi pasta kacang merah berbentuk ikan. Coba beberapa resep tetep tak sukses. Lalu aku tengok resep sodara tuanya Bungeoppang , Taiyaki . Ceritanya dulu orang Jepang yang memperkenalkan Taiyaki ke Korea saat jaman pendudukan mereka dulu. Nah, kalo orang Korea bilang Bungeoppang itu sama a ja  dengan Taiyaki . Untuk sejarah   Taiyaki dan Bungeoppang bisa dicari di Wikipedia . Infonya lengkap.   Back to my story Nah, setelah tidak berhasil dengan resep sebelumnya (kegagalan dijamin ada dipihak pembuat kuenya bukan di pembuat resep ^^;) aku kemarin iseng dan penasaran cari resep Bungeoppang dalam bahasa Korea tapi ga dapet. Ada sih satu tapi ga detail dan aku ga ngerti. Trus aku cari resep sodara tuanya aja, Taiyaki. I am lucky. Aku dapet beberapa resep Taiyaki. S

Dora The Explorer Dan Oreo Termahal

Dora the Explorer Dan Oreo Termahal Badan pegal – pegal karena terpenjara selama lebih dari lima jam. Ditambah lagi harus berhimpitan di kerumunan manusia saat festival. Begitu masuk ke dalam  subway , yang pertama kali ingin kulakukan adalah tidur. Ah leganya ketika kulihat ada kursi kosong yang bisa kududuki. Enaknya bisa selonjoran untuk mehilangkan rasa pegal di kaki. Rupanya ketika aku tertidur, muridku iseng mengambil foto diriku yang sedang tertidur. Refleks aku terbangun. Begitu tersadar, tiba – tiba muncul seorang anak kecil bersama ibunya. Mereka berdiri tepat di hadapanku. Harusnya aku beri kursi itu pada mereka tapi ada sedikit kebingungan soal memberi tempat duduk di Korea atau di Jepang. Terkadang para orang tua menolak tawaran tersebut. Terlebih lagi jika kita menawarkan kursi itu pada orang yang masih muda. Salah satu alasan yang kutahu adalah mereka tak ingin terlihat seperti orang tua. Maka, tak heran jika beberapa orang tua pun terkadang menolak diberi kurs