Skip to main content

Tiket Ajaib Yang Bisa Menampar Dan Membuat Ketawa (Oct 21st, 2007)



Ini bukan cerita si Entong walaupun ada kata ajaibnya. Sudah nonton film Get Married? Lucu…aku suka awal-awalnya. Aku dan temenku ajaibku, Nur, pada hari Minggu baru saja nonton itu film. Rencana awalnya kita Cuma mau makan kwetiau seafood di Blend yang wuenak itu karena sudah lama kita tidak singgah lalu meet and greet sama salah satu pramuniaga yang kita kenal dengan sangat akrab. Sayangnya kwetiaunya walaupun ada dalam menu tapi tidak dalam kenyataannya. Jadilah kita memesan makanan yang lain tapi aku tetap kekeh sumeukeh harus ada seafoodnya makanya aku ganti dengan nasi seafood (ternyata kalau nasi seafood, hewan lautnya tidak sebanyak kalau kita pesan kwetiau seafood). Selesai makan tadinya kita berencana mengunjungi mas-mas yang lain, Mas satria bergunting (nama panggilan yang aku temukan karena di saku belakang celananya selalu dia selipkan sebuah gunting. Ya iyalah, karena dia salah satu pramuniaga di toko kain). Dia tinggal di salah satu toko kain di Pasar baru. Tapi tiba-tiba rencana berubah saat kita lihat antrian orang di 21. Ujung2nya kita ikut mengantri juga. Hari itu semua film yang akan diputar bintangnya hantu atau sebangsa dedemitlah. Hanya satu film yang bintangnya orang, ya itu Get Married. Aku tertarik menonton Get Married karena aku tak suka film horror (in real life sudah terlalu banyak hantu2 bergentayangan) dan karena aku sudah melihat dibalik layarnya Get Married di Metro TV, sepertinya lucu. Aku ingin nonton film yang membuat aku relaks. Akhir kata kita masuk dan menonton film itu. Seperti dugaanku film itu memang lucu dengan sedikit sindiran kepada kita orang Indonesia (kalau yang bukan orang Indonesia pasti tidak akan merasa disindir) tapi…maaf ada tapinya, akhir filmnya hampir bagus menurutku eh…ternyata aku harus kecewa karena akhir filmnya tidak sesuai harapan. Akhirnya lebih mirip kayak telenovela atau sinetron atau film-film India yang too good to be true menurutku walaupun mungkin di dunia nyata hal tersebut ada (tapi dalam jumlah yang belum diketahui kepastiannya dan keakuratannya, jadi still too good to be true).
Selesai tertawa aku dan Nur beranjak dari kursi dan tiba-tiba si tiket tadi menampar kami. I hardly believed it. Hari itu studio 2 memang penuh sekali dari ujung ke ujung, tidak ada kursi kosong. Biasanya aku tidak suka mengantri untuk keluar cepat-cepat. Selalu aku nunggu untuk keluar paling akhir. Tapi hari itu aku dan Nur ikut mengantri untuk keluar lebih awal. Alangkah terhenyaknya aku melihat pemandangan studio 2 itu. Aku pikir aku habis menonton di bioskop yang cukup bagus bukan di sebuah bioskop di perkampungan kumuh Belitong di ceritanya Andrea Hirata. Atau aku baru saja bermimpi. Sebenarnya tadi aku menonton layar tancap di TEMPAT PEMBUANGAN SAMPAH akhir karena pemandangan yang kulihat tak lain dan tak bukan hanya sampah yang berserakan mulai dari popcorn yang berserakan di kursi dan di lantai lalu botol-botol minuman, kantung makanan camilan dan plus KANTONG PLASTIK BESAR BERWARNA PUTIH wadah semua makanan dan minuman yang sudah jadi sampah sekarang. Aku benar-benar takjub sampai tak bisa mengalihkan pandanganku. Aku memohon pada temanku untuk kembali masuk ke dalam dan melakukan sesuatu yang mungkin menurut orang lain itu aneh. Tapi temanku bilang takutnya kita malah disangka mengganggu. Aku akhirnya mengikuti saran temanku tapi tetap aku tak bisa melupakannya dan keputusan akhir adalah aku masuk lagi ke dalam bioskop itu dan ikut mengambil sampah-sampah. Ajaibnya aku menemukan beberapa SI KANTONG PLASTIK WARNA PUTIH itu diselipkan di antara kursi atau di tempat menyimpan minuman. APAKAH MEREKA TIBA-TIBA MENJADI LUPA AKAN FUNGSI SI PLASTIK WARNA PUTIH ITU? Awalnya hanya satu orang yang melakukan bersih-bersih tapi mungkin melihat dahsyatnya sampah hari itu, beberapa orang dari studio yang lain ikut membantu. Mba-mba penyobek tiket kaget dan heran melihat aku dan temanku yang ikut mengumpulkan sampah dengan Mas-mas dan Bapak-bapak itu. Dia tanya mengapa aku melakukan hal itu, aku bilang aku tidak tahu alasannya. Sebenarnya mungkin karena aku marah. Aku marah melihat ketidakpedulian orang. Tapi aku tak mungkin memarahi mereka. Jadilah energi itu aku salurkan dengan memunguti sampah.
Aku tahu bahwa itulah tugas dari Mas-mas petugas kebersihan. Aku tahu itu dengan baik bahwa kita sudah membayar untuk semua kenikmatan itu and we totally deserve it. Tapi benarkah kita harus berlaku sampai sedemikian tidak pedulinya? Yang aku lihat sampah-sampah itu tidak menjijikan atau berbelatung atau berbau busuk yang menusuk hidung. Rata-rata semua sampah itu sampah kering yang tidak akan membuat iritasi kulit yang alergi sekalipun atau mengotori kuku yang sudah diperindah dengan manicure. Intinya IT WON’T HURT YOU A BIT! Tak bisakah—kalau mungkin malas membawa keluar sampah-sampah tadi—dimasukan ke dalam SI KANTONG PLASTIK WARNA PUTIH dan simpan di atas kursi agar Mas-mas petugasnya tidak kerepotan untuk memunguti sampai membungkuk karena sampahnya sampai berceceran di bawah kursi. Mungkin ini yang dinamakan solidaritas karena nasib. Aku merasa senasib dengan Mas-mas petugas kebersihan itu. YES, YOU CAN SMELL THE ANGER IN ME.
Wajah yang tadi ceria, tawa yang tadi begitu renyah hilang dalam seketika. Aku termasuk orang yang tak pandai berakting. Wajahku akan mengekspresikan perasaanku. Kekagetanku belum bisa hilang. Aku termenung dan terdiam saja. Tiba-tiba aku berkata kepada Nur yang baru keluar dari toilet, “Nur, pantas saja presiden kita itu bingung membereskan negeri ini. Masalah buang sampah saja sulit sekali dibereskan apalagi korupsi. Aku tak akan mau kalau disuruh jadi presiden (dan sepertinya itu memang tidak akan terjadi). Nur, wake me up when Indonesia has changed and when is that Nur? Mungkin di tahun meneketehe.” “Nur, mungkinkah aku terlalu banyak baca buku Andrea Hirata?” Nur temanku itu hanya tersenyum dan tertawa kecil. Dia sudah tahu gayaku. Baru kali ini aku melihat pemandangan seperti hari Minggu itu. Mungkin karena aku sudah lama tidak masuk bioskop. Tapi kalau sampah yang menumpuk di jalan aku sudah sering melihatnya. Intinya….aku tak tahu apa yang aku bicarakan di sini. Ini semua gara-gara si TIKET AJAIB jadi aku marah-marah seperti ini X_X

Comments

Popular posts from this blog

프라이팬 놀이/Frying Pan Game/BTS

Playing Frying Pan Game/BTS We played a new game called Frying pan game (프라이팬 놀이) with our Korean guests in our Korean Class. It was fun. It’s like catching the mouse game. We learn the Korean numbers in the same time.  Say, if your friend mentions your name and the number, you have to mention your name according to the number he/she mentions previously.  For example, if your friend says "Dana dul (2)", so you have to say your name twice, "Dana...Dana" and so on and so on. If you make a mistake, well, you get the punishment. The type of the punishment depends on the agreement of the players. They are many types, trust me. Just choose one.  This game was played on one of the TV programs in Korea hosted by Kang Ho Dong (강 호 동), Hye Ryong said. 재미 있네요. 우리 애들이 놀이를 좋아해요.  But hey! BTS too played this game on one of their TV shows.  You can check out the video  here  So far, we have learned many Korean games. Mostly we got from Korean T

Bungeoppang a.k.a Taiyaki

Bungeoppang a.k.a Taiyaki “ What did Archimedes say? “Eureka”. I would like to borrow his word for my little success although I didn’t invent anything. ”     Aku udah bingung banget cari resep Bungeoppang , kue isi pasta kacang merah berbentuk ikan. Coba beberapa resep tetep tak sukses. Lalu aku tengok resep sodara tuanya Bungeoppang , Taiyaki . Ceritanya dulu orang Jepang yang memperkenalkan Taiyaki ke Korea saat jaman pendudukan mereka dulu. Nah, kalo orang Korea bilang Bungeoppang itu sama a ja  dengan Taiyaki . Untuk sejarah   Taiyaki dan Bungeoppang bisa dicari di Wikipedia . Infonya lengkap.   Back to my story Nah, setelah tidak berhasil dengan resep sebelumnya (kegagalan dijamin ada dipihak pembuat kuenya bukan di pembuat resep ^^;) aku kemarin iseng dan penasaran cari resep Bungeoppang dalam bahasa Korea tapi ga dapet. Ada sih satu tapi ga detail dan aku ga ngerti. Trus aku cari resep sodara tuanya aja, Taiyaki. I am lucky. Aku dapet beberapa resep Taiyaki. S

Dora The Explorer Dan Oreo Termahal

Dora the Explorer Dan Oreo Termahal Badan pegal – pegal karena terpenjara selama lebih dari lima jam. Ditambah lagi harus berhimpitan di kerumunan manusia saat festival. Begitu masuk ke dalam  subway , yang pertama kali ingin kulakukan adalah tidur. Ah leganya ketika kulihat ada kursi kosong yang bisa kududuki. Enaknya bisa selonjoran untuk mehilangkan rasa pegal di kaki. Rupanya ketika aku tertidur, muridku iseng mengambil foto diriku yang sedang tertidur. Refleks aku terbangun. Begitu tersadar, tiba – tiba muncul seorang anak kecil bersama ibunya. Mereka berdiri tepat di hadapanku. Harusnya aku beri kursi itu pada mereka tapi ada sedikit kebingungan soal memberi tempat duduk di Korea atau di Jepang. Terkadang para orang tua menolak tawaran tersebut. Terlebih lagi jika kita menawarkan kursi itu pada orang yang masih muda. Salah satu alasan yang kutahu adalah mereka tak ingin terlihat seperti orang tua. Maka, tak heran jika beberapa orang tua pun terkadang menolak diberi kurs