Skip to main content

Senang Tapi Betisku Bengkak

Senang Tapi Betisku Bengkak

Sebel banget. Sebenarnya aku udah ngetik tadi di MP tapi ilang tulisanku. Cape-cape....T__T

Aku mau cerita tentang jalan-jalanku ke IPDN mencari gereja. Uih...itu pengalaman aku pertamakali ke IPDN dan masuk gereja. Karena pintu yang lewat mesjid ditutup, kita mesti lewat gerbang depan. Waktu nanya ke petugasnya, mereka bilang "lurus aja, tar belok kanan ampe mentok trus belok kiri, nah di situ letak gerejanya."

Aku kira letaknya ga jauh. Tapi ajiiiiiiiiiiiiiibbbbbbbbbbbb! itu jalan lurus terus kapan mentoknya. Tiap kita tanya pasti gitu terus jawabannya. Akhirnya kita sampe di barak gorontalo yang paling ujung dan emang mentok. Depannya ada gerbang, belok kanan nyampe deh. Pas waktu ke sana ada yang lagi latihan marching band. Saemnim seneng banget liat marching band. Dia sempet ngerekam.

Nyampe di gereja ternyata tutup. Untungnya rumah petugasnya di belakangnya, jadi kita minta dibukain aja. Petugasnya nyuruh kita jalan lewat belakang khusus buat petugas karena hari itu ga dibuka. Pas slese doa, di luar anjing udah nunggu. Aku ga takut karena ga gigit tapi itu lho snipping. I didn't like they snipped on my skirt. Uchi yang kasian, dia takut banget ama anjingnya.

Saat pulanglah aku lihat tulisan "15KM" di depan mata. What? ajib! pantes cape banget! Tapi pulangnya ga secape pas dateng. Waktu datang kan, kata orang mah Nanjak. Pulangnya tinggal menggelinding aja kalo mau hahahahahaha. Sempet aku tanya-tanya sama Saemnin takutnya dia cape. Eh taunya malah aku yang kewalahan. Kakiku ampe numb. Dia sih asik-asik aja bilang "Shiwonhaeyo" segeeeeeeeeeeeeerrrrrrrr.

Untung beliau ga ingin jalan-jalan lagi hari itu. Tapi karena waktu makan siang aku cuma makan telor dadar jadi lemes plus haus karena ga bawa air. Untungnya sempet mesen jus alpukat, jadi ada tenaga sedikit. Begitu nyebrang jalan, aku langsung cari toko untuk beli air dan makanan. Di angkot, aku langsung minum dan telpon oppa untuk curhat. Ah...leganya....

Sebelumnya, aku udah pergi ke kampus hari Senin. Rencananya mau ketemu Saemnin itu, orang korea yang mau ngajar b. Korea di Unpad. Tapinya dia lagi cape jadi dipindah ke hari Slasa. Jreng! Hari Slasa aku ngajar. Gimana nich? Waktu pulang malah ketemu Pyo, orang korea yang lain.

Malam itu begitu membingungkan antara ingin ke kampus dan ngajar. Paginya aku putuskan untuk ke kampus dan bertemu dosen korea itu. Maafkan aku anak-anak, aku memutuskan untuk bersikap egois. Jadi interpreter itu yang aku inginkan. Dan emang ternyata aku mesti jadi guide dan interpreter dadakan bareng adiku. Tapi waktu hari Kamis begitu mengerikan. PD I itu begitu formal ngomongnya, sementara perbendaharaan b.koreaku cuma sedikit jadilah bingung semuanya. Untungnya Lee Saemnim datang. Dia udah 2 thn di Indo ngajar di fakultas pertanian Unpad. Jadi semuanya lancar deh.

Waktu hari Rabu Kim Saemnim yang dateng ke sekolahku karena aku udah ga boleh kabur lagi hehehehe. Tapi aduh anak-anak. Mereka mengecewakan sikapnya. Aku sampe minta maaf T__T. Untung dianya baik jadi aku agak lega.

Siangnya dia ngajak makan siang. Kita bawa ke BSM. Kita makan makanan Sunda. Waktu makan sop iga dan iga bakar, kata Saemnim mirip Kalbithang dan Kalbi. Emang, karena aku pernah makan Kalbithang sebelumnya dan emang rasanya mirip. Wuih, kenyang banget! apalagi sesudahnya diajak makan jeruk bali pula. Aduh perutku kasian. Eh, Saemnin sempet pengen maen bombom car. Aduh dia jago tapi aku malu-maluin. Aku gagal terus T___T.

Seneng banget aku jadi interpreter karena itu kesempatanku meningkatkan B. Koreaku. Di sekolah malah kebawa anak-anak, ga ningkat-ningkat. Walaupun ga dibayar tapi aku senang banget. Lebih senang kalo bisa belajar sama dia. Mudah-mudahan, Amin.

Ya, jadi hari itu menyenangkan tapi membuat betisku bengkak hahahahaha.

Comments

Popular posts from this blog

프라이팬 놀이/Frying Pan Game/BTS

Playing Frying Pan Game/BTS We played a new game called Frying pan game (프라이팬 놀이) with our Korean guests in our Korean Class. It was fun. It’s like catching the mouse game. We learn the Korean numbers in the same time.  Say, if your friend mentions your name and the number, you have to mention your name according to the number he/she mentions previously.  For example, if your friend says "Dana dul (2)", so you have to say your name twice, "Dana...Dana" and so on and so on. If you make a mistake, well, you get the punishment. The type of the punishment depends on the agreement of the players. They are many types, trust me. Just choose one.  This game was played on one of the TV programs in Korea hosted by Kang Ho Dong (강 호 동), Hye Ryong said. 재미 있네요. 우리 애들이 놀이를 좋아해요.  But hey! BTS too played this game on one of their TV shows.  You can check out the video  here  So far, we have learned many Korean games. Mostly we got from Korean T

Bungeoppang a.k.a Taiyaki

Bungeoppang a.k.a Taiyaki “ What did Archimedes say? “Eureka”. I would like to borrow his word for my little success although I didn’t invent anything. ”     Aku udah bingung banget cari resep Bungeoppang , kue isi pasta kacang merah berbentuk ikan. Coba beberapa resep tetep tak sukses. Lalu aku tengok resep sodara tuanya Bungeoppang , Taiyaki . Ceritanya dulu orang Jepang yang memperkenalkan Taiyaki ke Korea saat jaman pendudukan mereka dulu. Nah, kalo orang Korea bilang Bungeoppang itu sama a ja  dengan Taiyaki . Untuk sejarah   Taiyaki dan Bungeoppang bisa dicari di Wikipedia . Infonya lengkap.   Back to my story Nah, setelah tidak berhasil dengan resep sebelumnya (kegagalan dijamin ada dipihak pembuat kuenya bukan di pembuat resep ^^;) aku kemarin iseng dan penasaran cari resep Bungeoppang dalam bahasa Korea tapi ga dapet. Ada sih satu tapi ga detail dan aku ga ngerti. Trus aku cari resep sodara tuanya aja, Taiyaki. I am lucky. Aku dapet beberapa resep Taiyaki. S

Dora The Explorer Dan Oreo Termahal

Dora the Explorer Dan Oreo Termahal Badan pegal – pegal karena terpenjara selama lebih dari lima jam. Ditambah lagi harus berhimpitan di kerumunan manusia saat festival. Begitu masuk ke dalam  subway , yang pertama kali ingin kulakukan adalah tidur. Ah leganya ketika kulihat ada kursi kosong yang bisa kududuki. Enaknya bisa selonjoran untuk mehilangkan rasa pegal di kaki. Rupanya ketika aku tertidur, muridku iseng mengambil foto diriku yang sedang tertidur. Refleks aku terbangun. Begitu tersadar, tiba – tiba muncul seorang anak kecil bersama ibunya. Mereka berdiri tepat di hadapanku. Harusnya aku beri kursi itu pada mereka tapi ada sedikit kebingungan soal memberi tempat duduk di Korea atau di Jepang. Terkadang para orang tua menolak tawaran tersebut. Terlebih lagi jika kita menawarkan kursi itu pada orang yang masih muda. Salah satu alasan yang kutahu adalah mereka tak ingin terlihat seperti orang tua. Maka, tak heran jika beberapa orang tua pun terkadang menolak diberi kurs