Skip to main content

Ucapan Terima Kasih


Ucapan Terima Kasih

Ini adalah ucapan terima kasih yang tak sempat diikutsertakan dalam bukuku....T__T.

“Merantaulah, kau akan dapatkan pengganti kerabat dan kawan”
(Syair Imam Syafi’i)

Impianku
Membuat sebuah buku tentang jalan-jalan sudah lama menjadi mimpiku. Keinginan itu timbul setelah aku membaca beberapa buku tentang pertualangan di luar negeri. Buku-buku tentang backpacking telah mencuri perhatianku. Tapi bagaimana bisa, aku belum pernah berjalan-jalan ke luar negeri. Maka timbulah ide untuk berbackpacking ke Korea Selatan karena kulihat belum banyak penulis yang bercerita tentang perjalanan backpacking ke negeri ginseng tersebut.

Sejujurnya setelah berjalan-jalan, hal pertama yang muncul dibenakku bukan keinginan untuk membukukan riwayat travelingku, justru keinginan untuk berbackpacking lagilah yang kerap mengganggu malam-malamku. Aku jadi ketagihan. Adalah Kang Yaya yang meluruskan niatan awalku. Saat bertemu dengan Beliau di Seoul, Kang Yaya menyarankan agar aku menuliskan cerita perjalananku, agar travelingku ini tidak semata-mata menjadi proyek menghabiskan uang saja. Maka setibanya di Indonesia, aku pun mulai berjuang menguatkan niat untuk mulai menuliskan cerita yang kulalui selama berkeliling Korea Selatan bersama muridku. Aku tersadarkan betapa berharganya pengalaman yang telah kudapatkan ketika aku mulai menuliskannya. Banyak sekali hal-hal yang begitu berkesan dan menyentuh. Kadang-kadang aku sampai menitikan air mata ketika mengingat semua kenangan itu. Berpetualang dengan cara backpacking dengan jalur hospitality memang memberikan nilai lebih pada perjalananku. Perjalanan itu tak hanya semata-mata perjalanan wisata tapi menjadi jalan-jalan yang telah memanusiakan diriku. Aku berharap buku yang kutulis ini bisa menjadi masukan bagi mereka yang akan melakukan perjalanan ke luar negeri, bahwa ada cara berjalan-jalan yang tidak hanya mengasyikan tapi juga mengesankan. Sebuah perjalanan yang, kalau boleh meminjam kata-kata Bapak Marty M. Natalegawa di buku 40 Days In Europe, menghasilkan kegiatan ‘people to people contact’ karena selama perjalanan kita akan melakukan sosialisasi dengan penduduk setempat yang menjadi tuan rumah.

Industri Kpop
Perjalanan ini pun membuat diriku yakin bahwa Indonesia berkali-kali lebih indah dan kaya dari negara lain, bahkan Korea sekalipun. Tapi apa yang membuat negara lain dan Korea lebih unggul dalam industri pariwisatanya sekarang, itu karena packagingnya yang rapih. Belum lagi jaminan keamanan yang bisa diandalkan turis, serta fasilitas penunjang pariwisata yang tersedia dengan baik. Jika mengutip kata-kata dari Paolo Coelho dalam bukunya yang berjudul The Alchemist, “We have to take advantage when luck is on our side, and do as much to help it as it’s doing to help us”. Korea Selatan sedang benar-benar memanfaatkan dampak dari Hallyu dan industri Kpopnya untuk kemajuan pariwisata negaranya. And it worked really well! Lihat saja, siapa yang tak kenal Korea Selatan sekarang. Rasanya dulu negara ini tak muncul dalam daftar negara yang ingin dikunjungi wisatawan. Aku pikir negara kita pun harus seperti itu. Keberuntungan kita adalah alam kita yang kaya dan indah, maka kita harus mengurusnya dengan baik untuk keuntungan kita sendiri, bukan orang asing.

Perjalanan ke Korea Selatan adalah pertamaku ke luar negeri, ke negeri yang membutuhkan visa pula. Aku sadar bahwa diriku membutuhkan banyak bantuan dan keberuntungan. Aku bersyukur karena banyak sekali orang-orang di sekitarku yang telah membantu selama proses persiapan menuju Korea Selatan. Tanpa bantuan dari mereka rasanya hampir mustahil aku bisa mewujudkan mimpi untuk bisa berbackpaking ke luar negeri. Buku-buku traveling yang kubaca telah menjadi primbon wajib bagiku sebagai seorang backpacker pemula. Informasi mengenasi pengajuan visa, backpacking, mencari tiket sampai hal-hal yang kecilnya kudapatkan dari buku-buku tersebut.

Para Pahlawanku
I am such a lucky backpacker. Segala puji milik Allah. Berkat campur tangan-Mu-lah maka perjalanan dan buku ini bisa terwujud. Di kesempatan ini pula aku ingin mengekspresikan rasa terima kasihku kepada pihak-pihak yang telah banyak membantuku. Terima kasih kepada ibu yang mengagumkan, yang telah merestui anak gadisnya berpetualang ke negeri orang di saat orang mempertanyakan tindakanku. Teruntuk Bapak, sang penggemar Andrea Hirata, buku ini kupersembahkan untukmu. Aku percaya dalam diammu kau tetap mencintai dan mempercayaiku. Juga kepada semua anggota keluargaku, Aa, Nia, Ira, Arif, De Isah, Yana, terima kasih untuk semua bantuan dan dukungannya.

Untuk Mia, Dinar, Budi, Arif, Benks, Arum, Icha, Teh Anih, Teh Mida, Pak Akbar, Nur, Bu Esti, Adjeng, Mama, Teh Feli, Bu Rika, Bu Mieke serta para pimpinan di sekolah tempatku mengajar, Bude, Ustad Jalal, Ustad Miftah dan Pak Dede, kuucapkan terima kasih yang tiada terhingga untuk semua bantuan, dorongan dan masukan yang telah diberikan. Spesial untuk Madam Dj, terima kasih sebanyak-banyaknya karena telah bersedia mengeluarkanku dari kemelut keuangan yang hampir memusnahkan impianku,Chang Woo Oppa, terima kasih telah bersedia kurepotkan dari sejak pengurusan visa hingga ketika aku berada di Korea. Terima kasih yang sebanyak-banyaknya. Aku sangat terharu dan berterima kasih untuk semua bantuanmu. Lee Bin dan Hye Sun terima kasih sudah sangat mengkhawatirkanku dan mengajarkanku bahasa Korea yang sangat membantu mempermudah perjalananku. Kepada keluarga baruku di Korea Selatan, So Jeong, Mi Jin beserta Kim Na Heui, keluarga Kim Byeong Ho, Song Eun, Sang Ho, Yang Sonsaeng, Lee Sonsaeng, Park Sonsaeng, Shim Sonsaeng, Prof. Hank Chay, Ibu Choi, Sun Lim, Hye Jin, Sarah, Eomoni beserta Kyu Won, Hyeon Joo, Daniel dan Sang Won Ajossi sekeluarga serta nenek, terima kasih yang tak terhingga untuk kesediaannya menerimaku dan menyambutku dengan penuh kehangatan dan cinta. Bantuan kalian yang begitu besar tak akan pernah terlupakan. Kim Jin Yeol Ajossi, terima kasih untuk Hanbok barunya. Aku berharap bisa bertemu lagi dengan kalian. Semoga … Amin.

Mba Retno, Mas Muhlis, Sonya, Jessica, Elok, Mba Ayi beserta teman–teman yang kutemui di Busan, Mba Vina dan Kang Yaya terima kasih untuk pertemanan dan bantuannya selama aku di Korea.

Untuk Ami, muridku, terima kasih telah bersedia menjadi teman seperjalanan. Kita telah mengalami masa-masa yang membahagiakan dan menyedihkan bersama–sama.

Untuk Andrea Hirata, Trinity, Marina Kusumawardhani, dan A. Fuadi terima kasih untuk buku yang telah membangkitkan lagi mimpiku. Untuk Pak Hernowo, terima kasih atas bantuan dan dorongan semangatnya untuk menulis.

Terima kasih banyak kepada Veit Kühne, yang berkat idenya membuat situs www.hospitalityclub.org telah memungkinkanku berkeliling Korea Selatan dan bertemu banyak keluarga baru.

Yang terakhir kuucapkan terima kasih kepada Gigi karena telah menciptakan lagu Sang Pemimpi. Lagu kalian telah memberikan energi yang luar biasa untuk mimpiku. Untuk Rachmaninoff, terima kasih telah menciptakan 18th Variation Op.43. Saat aku sedih hasil karyamu selalu berhasil menghiburku memberikanku ketenangan.

Teman – teman, jadi apa lagi yang kau tunggu Let’s travel and make friends.


Comments

Popular posts from this blog

프라이팬 놀이/Frying Pan Game/BTS

Playing Frying Pan Game/BTS We played a new game called Frying pan game (프라이팬 놀이) with our Korean guests in our Korean Class. It was fun. It’s like catching the mouse game. We learn the Korean numbers in the same time.  Say, if your friend mentions your name and the number, you have to mention your name according to the number he/she mentions previously.  For example, if your friend says "Dana dul (2)", so you have to say your name twice, "Dana...Dana" and so on and so on. If you make a mistake, well, you get the punishment. The type of the punishment depends on the agreement of the players. They are many types, trust me. Just choose one.  This game was played on one of the TV programs in Korea hosted by Kang Ho Dong (강 호 동), Hye Ryong said. 재미 있네요. 우리 애들이 놀이를 좋아해요.  But hey! BTS too played this game on one of their TV shows.  You can check out the video  here  So far, we have learned many Korean games. Mostly we got from Korean T

Bungeoppang a.k.a Taiyaki

Bungeoppang a.k.a Taiyaki “ What did Archimedes say? “Eureka”. I would like to borrow his word for my little success although I didn’t invent anything. ”     Aku udah bingung banget cari resep Bungeoppang , kue isi pasta kacang merah berbentuk ikan. Coba beberapa resep tetep tak sukses. Lalu aku tengok resep sodara tuanya Bungeoppang , Taiyaki . Ceritanya dulu orang Jepang yang memperkenalkan Taiyaki ke Korea saat jaman pendudukan mereka dulu. Nah, kalo orang Korea bilang Bungeoppang itu sama a ja  dengan Taiyaki . Untuk sejarah   Taiyaki dan Bungeoppang bisa dicari di Wikipedia . Infonya lengkap.   Back to my story Nah, setelah tidak berhasil dengan resep sebelumnya (kegagalan dijamin ada dipihak pembuat kuenya bukan di pembuat resep ^^;) aku kemarin iseng dan penasaran cari resep Bungeoppang dalam bahasa Korea tapi ga dapet. Ada sih satu tapi ga detail dan aku ga ngerti. Trus aku cari resep sodara tuanya aja, Taiyaki. I am lucky. Aku dapet beberapa resep Taiyaki. S

Yutnori

Yutnori Apa itu Yutnori ? Hmmm... pernah dengar yutnori (dibaca: yunnori)? kata ini bukan berasal dari bahasa Jawa tapi bahasa Korea. Yutnori adalah nama salah satu permainan tradisional Korea.  Permainan ini biasa dimainkan secara beregu ketika acara tahun baru Korea yang disebut juga 설날 (sollal) . Tahun baru biasanya menjadi ajang kumpul seluruh anggota keluarga. Selain makan Tteokguk , mereka biasanya memainkan Yutnori . Ini penampakan Yutnori , ada papan permainan dan dadunya. Yang unik, dadunya tidak bentuk kotak seperti kebanyakan dadu pada umumnya tapi berbentuk batangan. Hal lain yang membedakan dadu  yutnori  dari dadu pada umumnya adalah tidak ada bentuk titik-titik yang melambangkan angka. Yang ada itu tulisan  도  (Do),  개  (Gae),  걸  (Gul), dan  윷  (Mo) .   Eh, permainan ini pernah muncul disalah satu drama Korea yang dulu nge-hits banget dulu, Princess Hours. Kalau tidak salah di episode 7 ada adegan pasangan Shin dan Chae gyeong beradu dengan o