Skip to main content

Pementasan Pertama Kelas Angklung Baru

Pementasan Pertama Kelas Angklung Baru


Setelah lima hari berlatih, akhirnya kelas angklung yang baru ini berkesempatan untuk pentas. Pentas pertama ini di lakukan di pameran buku di Landmark, Braga. Kami membawakan lagu Ayat-ayat Cinta.
Sejujurnya, aku ga yakin dengan kelas baru ini. Bisa ga ya mereka tampil nanti. Berulang-ulang aku berkata seperti itu dalam hati. Tiga kali latihan, personilnya laki-lakinya masih gonta-ganti. Ditambah lagi mereka masih terbiasa dengan ditunjuk. Tambah ga percaya aku.
Hari ke-empat, pemainnya sudah tetap sepertinya. Dan sudah bisa dilepas dari ditunjuk. Taunya, Bang E—guru angklung kita yang baru—punya ide yang lebih ekstrim lagi. Dia langsung melatih kita bermain tanpa melihat notasi di akhir-akhir latihan. Walaupun ga benar-benar bisa, tapi kita jadi pede.
Besoknya kita berlatih untuk tidak melihat notasi beneran. Ternyata kita bisa juga. Anak-anak sepertinya masih bingung dengan berlatih menghafalkan notasi. Sebagai gantinya mereka menghafalkan lirik lagunya. Tak disangka, beberapa anak cowo terlihat serius sekali. Satu yang sangat mencolok adalah Ichsan. Dia sampe menghadap tembok dalam usaha untuk menghafal lagu. Terharu aku.
Tapi pas saat gladi bersih ternyata kita ga fokus. Nervous juga dilihat orang lain. Permainan kita kacau. Pak Dede sampe merasa khawatir. Tapi kita berhasil memfokuskan diri kita lagi. Kita pindah tempat, dan berlatih sesaat sebelum pergi ke gedung.
Menurut Pa Rahmat, guru angklung kita yang dulu, kita udah bagus, udah kompak, termasuk kompak dalam mempercepat ritme di akhir-akhir lagu. Aku juga merasakan hal itu. Di ujung lagu, ritme kita naik kayak dikejar-kejar satpam.
Walaupun belum bisa bermain dengan betul tapi pertunjukan kemarin adalah modal bagi kita. Modal yang sangat penting untuk bisa belajar lebih banyak lagi dan meningkatkan pede kita. Apalagi saat pentas, kita berhasil menarik perhatian beberapa pengunjung pameran untuk menonton kita.
Next, kita rencananya akan memainkan tiga lagu di acara AKBARI dan perpisahan. Yang sudah pasti adalah lagu Bunda dan Kopi Dangdut. Pokoknya SEMANGAT!!!!!!!!!!!!!

Comments

Popular posts from this blog

프라이팬 놀이/Frying Pan Game/BTS

Playing Frying Pan Game/BTS We played a new game called Frying pan game (프라이팬 놀이) with our Korean guests in our Korean Class. It was fun. It’s like catching the mouse game. We learn the Korean numbers in the same time.  Say, if your friend mentions your name and the number, you have to mention your name according to the number he/she mentions previously.  For example, if your friend says "Dana dul (2)", so you have to say your name twice, "Dana...Dana" and so on and so on. If you make a mistake, well, you get the punishment. The type of the punishment depends on the agreement of the players. They are many types, trust me. Just choose one.  This game was played on one of the TV programs in Korea hosted by Kang Ho Dong (강 호 동), Hye Ryong said. 재미 있네요. 우리 애들이 놀이를 좋아해요.  But hey! BTS too played this game on one of their TV shows.  You can check out the video  here  So far, we have learned many Korean games. Mostly we got from Korean T

Bungeoppang a.k.a Taiyaki

Bungeoppang a.k.a Taiyaki “ What did Archimedes say? “Eureka”. I would like to borrow his word for my little success although I didn’t invent anything. ”     Aku udah bingung banget cari resep Bungeoppang , kue isi pasta kacang merah berbentuk ikan. Coba beberapa resep tetep tak sukses. Lalu aku tengok resep sodara tuanya Bungeoppang , Taiyaki . Ceritanya dulu orang Jepang yang memperkenalkan Taiyaki ke Korea saat jaman pendudukan mereka dulu. Nah, kalo orang Korea bilang Bungeoppang itu sama a ja  dengan Taiyaki . Untuk sejarah   Taiyaki dan Bungeoppang bisa dicari di Wikipedia . Infonya lengkap.   Back to my story Nah, setelah tidak berhasil dengan resep sebelumnya (kegagalan dijamin ada dipihak pembuat kuenya bukan di pembuat resep ^^;) aku kemarin iseng dan penasaran cari resep Bungeoppang dalam bahasa Korea tapi ga dapet. Ada sih satu tapi ga detail dan aku ga ngerti. Trus aku cari resep sodara tuanya aja, Taiyaki. I am lucky. Aku dapet beberapa resep Taiyaki. S

Dora The Explorer Dan Oreo Termahal

Dora the Explorer Dan Oreo Termahal Badan pegal – pegal karena terpenjara selama lebih dari lima jam. Ditambah lagi harus berhimpitan di kerumunan manusia saat festival. Begitu masuk ke dalam  subway , yang pertama kali ingin kulakukan adalah tidur. Ah leganya ketika kulihat ada kursi kosong yang bisa kududuki. Enaknya bisa selonjoran untuk mehilangkan rasa pegal di kaki. Rupanya ketika aku tertidur, muridku iseng mengambil foto diriku yang sedang tertidur. Refleks aku terbangun. Begitu tersadar, tiba – tiba muncul seorang anak kecil bersama ibunya. Mereka berdiri tepat di hadapanku. Harusnya aku beri kursi itu pada mereka tapi ada sedikit kebingungan soal memberi tempat duduk di Korea atau di Jepang. Terkadang para orang tua menolak tawaran tersebut. Terlebih lagi jika kita menawarkan kursi itu pada orang yang masih muda. Salah satu alasan yang kutahu adalah mereka tak ingin terlihat seperti orang tua. Maka, tak heran jika beberapa orang tua pun terkadang menolak diberi kurs