Skip to main content

Mudik…mudik…mudik….

Mudik…mudik…mudik….


Tahun ini mudik terasa berbeda. Kami kehilangan satu orang anggota keluarga. Biasanya kedatangan kami ke desa adalah untuk bersilaturahmi dengan kakek nenek tapi sekarang justru karena beliaulah kita mudik.
Bapak, ya, beliaulah yang menjadi tujuan utama kami selain bersilaturahmi dengan keluarga di kampung. Jadwal mudik kami adalah hari Sabtu minggu lalu. Sengaja pergi lebih akhir untuk menghindari macet. Rupanya bukan kami saja yang berpikiran seperti itu. Nah, akibatnya kami tetap kebagian macet di beberapa ruas jalan walaupun tidak sampai macet total seperti arus dari selatan ke Barat.
Perjalan ke Panjalu ditempuh dalam waktu tiga jam. Biasanya hanya dua jam setengah. Badan terasa remuk terlipat di minibus. Belum lagi terlempar ke kanan dan ke kiri karena jalur ke selatan berliku-liku.
Niat pulang hari Minggu sudah kami coret ketika kami melihat arus balik di hari Sabtu. Hari Senin dipilih dengan alasan semua pegawai pasti pulang hari Minggu sehingga hari Senin pasti tidak akan macet. Sayang, pemikiran itu bukan milik kami seorang. Beberapa pegawai rela tidak masuk hari Senin ini untuk menghindari macet.
Dengan yakinnya kami pulang hari Senin pagi. Ada minibus yang lewat depan rumah kakek. Kebiasaan angkutan di sana adalah bolak-balik menjemput penumpang, itu yang membuat aku agak kurang senang. Begitu masuk Tasikmalaya beberapa meter dari tempat mobil keluar, kami sudah disambut dengan antrian mobil. Huh! Mengapa kami mesti kebagian macet juga?????????? Perjalanan kami tak bisa dibilang lancar, karena di beberapa ruas jalan mobil yang kami tumpangi harus berjalan pelan.
Begitu masuk daerah Nagreg, nampaklah antrian kendaraan layaknya semut berbaris. Beberapa mobil tak sanggup melalui jalan yang menanjak itu. Bau hangus tercium dari beberapa mobil yang berhenti. Mau lebih jelas melihat kemacetannya?
Waktu hari Sabtu kemacetan itu mencapai jarak 20 kilometer. Wuih….enak banget tuh. Dipastikan matang di dalam mobil. Walaupun kemacetan yang kami derita tak sepah hari Sabtu dan Minggu tapi tetap saja kepanasan itu tak nyaman. Perjalanan ke Bandung menghabiskan waktu sekitar tiga jam. Alhamdulillah, sekarang kami sudah di Bandung lagi.

Comments

Popular posts from this blog

프라이팬 놀이/Frying Pan Game/BTS

Playing Frying Pan Game/BTS We played a new game called Frying pan game (프라이팬 놀이) with our Korean guests in our Korean Class. It was fun. It’s like catching the mouse game. We learn the Korean numbers in the same time.  Say, if your friend mentions your name and the number, you have to mention your name according to the number he/she mentions previously.  For example, if your friend says "Dana dul (2)", so you have to say your name twice, "Dana...Dana" and so on and so on. If you make a mistake, well, you get the punishment. The type of the punishment depends on the agreement of the players. They are many types, trust me. Just choose one.  This game was played on one of the TV programs in Korea hosted by Kang Ho Dong (강 호 동), Hye Ryong said. 재미 있네요. 우리 애들이 놀이를 좋아해요.  But hey! BTS too played this game on one of their TV shows.  You can check out the video  here  So far, we have learned many Korean games. Mostly we got...

Yutnori

Yutnori Apa itu Yutnori ? Hmmm... pernah dengar yutnori (dibaca: yunnori)? kata ini bukan berasal dari bahasa Jawa tapi bahasa Korea. Yutnori adalah nama salah satu permainan tradisional Korea.  Permainan ini biasa dimainkan secara beregu ketika acara tahun baru Korea yang disebut juga 설날 (sollal) . Tahun baru biasanya menjadi ajang kumpul seluruh anggota keluarga. Selain makan Tteokguk , mereka biasanya memainkan Yutnori . Ini penampakan Yutnori , ada papan permainan dan dadunya. Yang unik, dadunya tidak bentuk kotak seperti kebanyakan dadu pada umumnya tapi berbentuk batangan. Hal lain yang membedakan dadu  yutnori  dari dadu pada umumnya adalah tidak ada bentuk titik-titik yang melambangkan angka. Yang ada itu tulisan  도  (Do),  개  (Gae),  걸  (Gul), dan  윷  (Mo) .   Eh, permainan ini pernah muncul disalah satu drama Korea yang dulu nge-hits banget dulu, Princess Hours. Kalau tidak salah di ep...

Bungeoppang a.k.a Taiyaki

Bungeoppang a.k.a Taiyaki “ What did Archimedes say? “Eureka”. I would like to borrow his word for my little success although I didn’t invent anything. ”     Aku udah bingung banget cari resep Bungeoppang , kue isi pasta kacang merah berbentuk ikan. Coba beberapa resep tetep tak sukses. Lalu aku tengok resep sodara tuanya Bungeoppang , Taiyaki . Ceritanya dulu orang Jepang yang memperkenalkan Taiyaki ke Korea saat jaman pendudukan mereka dulu. Nah, kalo orang Korea bilang Bungeoppang itu sama a ja  dengan Taiyaki . Untuk sejarah   Taiyaki dan Bungeoppang bisa dicari di Wikipedia . Infonya lengkap.   Back to my story Nah, setelah tidak berhasil dengan resep sebelumnya (kegagalan dijamin ada dipihak pembuat kuenya bukan di pembuat resep ^^;) aku kemarin iseng dan penasaran cari resep Bungeoppang dalam bahasa Korea tapi ga dapet. Ada sih satu tapi ga detail dan aku ga ngerti. Trus aku cari resep s...