Berziarah ke Makam Bapak
Bapak, aku bahagia akhirnya bisa mengunjungi Bapak. Makam Bapak terletak di daerah tinggi. Pamanku menyerah ketika kami ajak untuk ikut. Beliau sudah tak sanggup lagi untuk mendaki. Ibuku juga merasa tak yakin beliau bisa menaiki tanjakan itu.
Diantar oleh keponakanku, kami dan bibi pergi ke makam Bapak. Melalui jalan yang menanjak dan cuaca yang panas, cukup membuat kami kelelahan. Tadinya kami berencana untuk pergi pagi hari tapi karena hujan turun semalaman, niat itu diurungkan karena jalan pasti sangat licin.
Selama perjalanan kakaku mengambil gambar pemandangan desa kakeku dari puncak. Indah sekali. Ketika sampai di makam, kakaku mulai memimpin doa. Rasa sedih tak sanggup kami pendam. Air mata bercucuran di pipi kami. Tak terkecuali dua orang laki-laki di keluargaku. Kami sangat merindukannya.
Pulangnya kami mengambil jalan yang berbeda karena jalan yang kami tempuh tadi tak aman untuk dilalui. Jalan pulang berbatu sehingga tidak licin. Kami pulang dengan mata merah karena habis menangis. Sebelum sampai rumah, kami berfoto dahulu. Di tempat itu juga dulu, aku dan kakakku sempat berfoto dengan kakek, nenek dan temanya.
Dulu beliau masih sehat. Sekarang kakek tercintaku itu sudah terhapus ingatannya sebagian. Fisiknya sudah menurun drastis hingga tak kuat untuk berjalan. Aku sedih melihat keadaan beliau. Kami hanya bisa menghiburnya dengan mengajaknya mengobrol dan bernyanyi.
Comments