Merasakan
Merinding Yang Hebat
Acaranya sebenarnya udah lama tapi karena
sibuk ngurusin nilai, rapor, latihan angklung dan sakit, jadi baru sekarang aku
sempet posting cerita tentang bedah buku.
Acara bedah buku yang ini benar-benar super dadakan.
Begini ceritanya. Buku 40 Days
in Europe itu adalah salah satu buku yang aku wajibkan untuk
dibaca anak-anak. Waktu tau kalau pengarangnya ada di Inggris, niat untuk
mendatangkan beliau langsung dihapus. Tapi setelah beberapa bulan, mendadak aku
dapat kabar kalau buku itu akan dibahas di Kick
Andy. Kabar itu aku dapat dari kakaku yang emailnya akhirnya dibalas oleh
Kang Maul, penulis buku 40 Days
in Europe itu. Aku terpengaruh untuk mengirim E-mail pada Kang Maul juga.
Emailku dibalas
senangnya aku karena beliau membalas E-mailku. Aku utarakan niatku untuk bertemu dengannya waktu aku tau
ternyata beliau sedang ada di Bandung. Inginnya sih ketemu dalam acara
bedah buku tapi waktunya udah mepet dan ga ada budgetnya. Kang Maul juga
inginnya ketemu di sekolah.
Karena ada muridku yang ingin banget ketemu beliau, maka
aku memberanikan diri menanyakan tentang acara beliau
di Bandung kepada distributor bukunya. Tapi Mas Aziz dari pihak
distributor malah menawarkan ide untuk mengundang beliau ke sekolah aja. Lalu
aku jelaskan pada Mas Aziz kalo ide itu pernah aku pikirkan juga tapi ada
kendala keuangan karena aku tidak menganggarkan acara ini ke pihak sekolah.
Trus waktu kita udah mepet menuju ke perpisahan.
Setelah tuker-tukeran E-mail
dengan pihak distributor akhirnya aku lemparkan ide itu pada pimpinan majalah
yang berencana mau terbit bulan Juli. Ternyata Pak Iqbal setuju dengan ideku.
Lalu aku lemparkan lagi ide itu ke dua temanku, Nur dan Adjeng. Mereka setuju
juga. Aku balik lagi ke Pak Iqbal untuk memohon bantuannya. Berkat bantuan
beliau ide ini sampe ke pihak sekolah dan mereka setuju.
Mestakung
Mau tau berapa hari yang aku punya untuk mewujudkan ide
ini? 2 hari saja sodara-sodara. 2 hari itu dengan hari Rabu, waktu
penyelenggaraan acara tersebut. Walhasil, kerjaanku adalah sms-san dan
telpon-telponan dengan Mas Aziz, Kang Maul, Nur, Adjeng dan Pak Rachmat
Koordinator X-day (Jangan tanya berapa billing
telponku hehehehe). Acara hari Rabu itu penuh sekali karena sebelum acara bedah
buku sudah ada talkshow tentang Seks bebas dari anak Unpad. Jadilah hari itu
ada 2 stadium general.
Aku beruntung sekali karena Kang Maul sangat kooperatif,
baik hati dan fleksibel soal waktu. Ngomong-ngomong soal waktu. I don’t know how to say it. Could it be
really destiny? Sebenarnya hari Rabu itu Kang Maul sudah ada acara untuk
wawancara di sebuah radio di Jakarta. Tapi tiba-tiba beberapa hari sebelum
acara itu, pihak radio membatalkannya karena istri atau suami (aku lupa lagi)
si pembawa acaranya (kalo tidak salah lagi) sakit. Akhirnya, benarlah apa yang
dikatakan Kang Maul, kalo beliau akan sangat senang bila bisa bertemu di
Kiaracondong, di sekolah tempatku mengajar. Kalo pinjem istilah Noe mah, “San
Mestakung ini teh! Dia hobi ngomong seperti itu setelah acara talkshow Laskar
Pelangi bareng Andrea Hirata. Ga ngerti aku hehehehe ( ¯ s ¯ )
Pertamakali ketemu aku kikuk seperti biasa. Mesti ngomong
apa ya aku. Untungnya ada Adjeng yang bisa mencairkan suasana. Ah, ada hal
lucu. Sebelum aku telpon-telponan dengan Kang Maul, beliau masih berpikir kalo
aku itu anak SMA dan jenis kelaminku laki-laki. Makanya beliau sempet bingung,
ko bisa anak SMA ngatur temen-temennya mesti baca buku apa. Katanya lagi nama
Sansan itu biasanya dipake laki-laki. Hehehehehe…emang sih beberapa orang yang
bernama Sansan yang aku temui adalah laki-laki. Salah satunya muridku di SD
Cilengkrang.
Sempet terjadi perubahan setting. Tapi semuanya bisa diatur. Kakaku dan adik-adiku dateng.
Sebenarnya hari itu Ayahku juga ingin aku ajak tapi beliau agak tidak enak
badan katanya. Ayahku itu penggemar acara bedah buku. Dan beliau suka dengan
buku 40 Days in Europe. Acara
agak terganggu waktu laptop Kang Beben ga bisa dipake untuk muter film yang
dibawa Kang Maul. Untungnya Laptop Pa Rachmat bisa, jadi
jreeeeeeeeeeng….filmnya diputer. Anak-anak fokus. Mereka seneng liat
cuplikan-cuplikan video saat genknya Kang Maul melanglang buana di
Eropa.
Sebelumnya sebagai pembuka aku perlihatkan powerpointku
yang seadaanya itu. Maklum cuman dibuat malem pas besoknya acara itu akan
diadakan. Aku perlihatkan curriculum
vitae Kang Maul pake powerpoint.
Eit, jangan salah. Di situ kelas angklung kita juga ikut numpang tenar.
Terharu
Pas bagian akhir film, beberapa anak dan guru meneteskan
air mata. Ada Bu Dian dan Bu Farida selain aku dan Noe yang ikutan nangis. Kita
terharu saat tim KPA3 membawakan lagu-lagu nasional. Sempet ada adegan penyanyi
pria memberikan micnya ke penyanyi wanita di sebelahnya. Aku pikir micnya
rusak. Selidik punya selidik ternyata dia ga bisa meneruskan lagi menyanyi. Dia
udah ga tahan ingin nangis. Gitu penjelasan yang diberikan Kang Maul. Emang
sih, pemain-pemain angklungnya aku liat meneteskan air mata sambil terus
memainkan angklung mereka. Indonesia Hebat!
Ada acara curhat anak-anak tentang buku itu. Dari
semua anak yang aku panggil, Ridha yang paling serius banget. Ngomongnya ga tau
mesti ngomong apa, eh…itu yang bilang ga tau mesti ngomong apa, ngomongnya
panjang banget! Kayaknya dia senang bisa ngomong dan ketemu langsung dengan
Kang Maul. Keinginannya terwujud sudah!
Bagi-bagi hadiah
Ada acara bagi-bagi buku juga bagi yang bisa jawab
pertanyaan. Beberapa muridku dapet. Nah, yang kebagian buku 40 Days in Europe-nya itu Alfi. Seperti
waktu sama Andrea, dia juga sempet berfoto dengan Kang Maul. Beberapa anak juga
berebutan ingin foto bareng termasuk panitianya
hehehehehehe. Ada juga acara bagi-bagi tanda tangan. Beberapa orang
yang belum punya bukunya, nyempetin beli dulu di stand buku, termasuk Bu Dian
dan Bu Farida. Aku sih tinggal ngasih buku yang udah aku beli.
Aku, teman-temanku dan muridku juga puas. Mungkin yang ga
puas adalah anak kelas XI karena mereka kurang info tentang buku itu. Aku dan
teman-teman juga belum sempat menyebarkan info buku itu karena seperti aku
bilang kita cuma punya 2 hari termasuk hari pelaksanaanya, m(_ _)m.
Meninggalnya Bapak
sehari setelah acara itu tepatnya hari Jum’at subuh,
Ayahku dipanggil Allah Swt. Setelah acara penguburannya, aku kabari Kang Maul
bahwa Ayahku selama tidak akan punya kesempatan ketemu Kang Maul. Beliau
terkaget-kaget waktu aku kabari kalau Ayahku baru saja dikuburkan. Beliau turut
berduka cita dan memberikan semangat padaku agar tetap tabah dan kuat.
Sebenernya beliau ingin melayat tapi kita sekeluarga
sedang ada di Ciamis dan baru pulang Sabtu malam. Kang Maul harus sudah ke
Inggris lagi hari Seninnya. Beliau menyesal ga sempat melayat tapi mengirimkan
doanya dari kejauhan. Ayahku juga pasti senang acara yang aku dan
teman-temanku prakarsai itu berhasil. Karena beliau adalah pecinta acara bedah
buku.
Sebelum bedah buku dengan Kang Maul, kita juga sempet
ketemu dengan penulis Dong Mu, Mang
Jamal. Di sini kita berbagi cerita tentang nuklir Korea Utara dan
orang-orang Indonesia yang hebat yang berkiprah di luar negeri. Di
antaranya, Kang Herman yang bekerja di IAEA dan Kang Yaya yang sibuk meneliti turmeric di Korea Selatan.
Di kesempatan ini, aku ingin mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang dengan sabar menyetujui ide-ideku yang dadakan dan
merepotkan. Teman-temanku, alumni-alumni SMUTH yang ikut membantu seperti Adil
dan Baghir, murid-muridku, distributor khususnya Kang
Aziz, Para petugas perpustakaan SMUTH Kang Rahman dan Pa Kardi,
Guru-guru SMUTH dan tentunya pihak sekolah dan Yayasan. Thank you for always being patient with me. Heheheheheh hatur nuhun
pisan, m(.__.)m (^o^)/
Comments