My Craving for Bandros ^^
The yearning for this cake has been conquering me for months. Aku udah mencari si “Bandros” ini ke mana-mana. Dari mulai the famous Gasibu karena aku pikir di sana segala ada. Nihil ternyata. Lalu saat bertandang ke rumah temanku Noe di Dayeuh kolot, kita juga menggasak pasarnya hanya untuk mencari penjual bandros. Oh, hampir lupa. Bandros yang aku cari adalah bandros manis. Untuk beberapa saat karena pencarian tak membawaku pada tukang bandros, akhirnya terlupakan.
Waktu kecil, tukang bandros itu masih mahluk yang masih mudah dijumpai. Sekarang agak susah mencari beliau. Bandros itu seperti makanan kesukaanku waktu kecil. Apalagi kalo dimakan hangat-hangat. Bandrosnya harus kering!
Hari Minggu kemarin aku pergi ke pernikahan temanku nebeng temenku Ajeng dan suaminya, Akbar. Diperjalanan pulang, Jeng yang satu ini tiba-tiba terilhami untuk makan es krim duren . Weish! Aku langsung say no walaupun dia berniat membelikannya untuk aku. Akhirnya pencarian es krim duren berakhir di Palasari. Saat Noe dan Ajeng menikmati es krim itu, aku memilih mengurung diri di mobil. Tapi lama-kelamaan ternyata panas. Kuputuskan untuk keluar dan jalan-jalan. Tepat di depan toko buku dekat tukang es krim durian itu, terlihat seorang bapak sibuk membersihkan cetakan bandros. Mataku langsung berbinar saat itu juga. Finally, the thing I have been looking everywhere is right in front of my eyes. Aku langsung memesan bandros yang hangat dan kering. Baiknya Emang bandros itu, dia mau menghangatkan lagi bandrosnya saat aku minta. Hmmmm … enak! Walaupun tidak sama seperti bandros yang biasa aku beli waktu kecil karena memakai pisang dan messes. Ukurannya pun sekarang agak kecil dibanding yang dulu. Tetap aku merasa bahagia. Kalau divisualkan mungkin akan terlihat sinar keluar dari tubuhku dan aku melayang. Penggambarannya seperti di film kartun Jepang Cooking Master.
Lunas hutangku. Aku ngak ngidam makan bandros lagi. Terbayar kerinduanku akan masa kecilku.^^~
Comments