The Day When My Beloved Dad Passed Away Hari itu rasanya seperti mimpi. Aku ingin seseorang membangunkanku. Lama kutunggu tapi apa yang ada dihadapanku tak jua menghilang. Tak ada seorangpun yang membangunkanku. What’s this? Where are the people? Don’t they hear me screaming? Tak ada guna aku terus berteria. Yang ada dihadapanku adalah kenyataan. I wasn’t having a bad dream. Aku tahu apa yang sedang terjadi. Tapi aku masih terus berusaha untuk lari dari kenyataan. Dia masih ada. Dia hanya perlu dibawa ke dokter. Will someone get a help? Pertolongan itu berdatangan tapi Dia tak bisa lagi ditolong. Kini kulihat Dia diam seribu bahasa. Aku terus memegangi tangannya tanpa tahu apalagi yang harus aku lakukan. Kulihat wajah-wajah di sekitarku. Mereka meneteskan air matanya. Adik-adiku satu per satu mulai menangis. Aku masih belum percaya. Aku masih yakin mungkin Dia hanya terkena serangan stroke saja. Terus kucari denyut nadinya. Aku tahu aku sudah tidak bisa merasakan denyut nadin...